[wonderplugin_video iframe=”https://www.youtube.com/watch?v=P2V-nkkRXOg” lightbox=0 lightboxsize=1 lightboxwidth=960 lightboxheight=540 autoopen=0 autoopendelay=0 autoclose=0 lightboxtitle=”” lightboxgroup=”” lightboxshownavigation=0 showimage=”” lightboxoptions=”” videowidth=600 videoheight=400 keepaspectratio=1 autoplay=0 loop=0 videocss=”position:relative;display:block;background-color:#000;overflow:hidden;max-width:100%;margin:0 auto;” playbutton=”https://www.wartabuana.com/wp-content/plugins/wonderplugin-video-embed/engine/playvideo-64-64-0.png”]
AMMAN – Yordania akan memperpanjang jam malam parsial hingga 15 Mei mendatang guna membendung penyebaran COVID-19 di negara itu, seperti disampaikan seorang menteri Yordania pada Minggu (28/3).
Dalam sebuah jumpa pers yang digelar di Amman, ibu kota Yordania, Menteri Negara Urusan Media Sakher Dudin mengatakan bahwa jam malam parsial dan pembatasan pergerakan sebelumnya dijadwalkan berakhir pada Maret, namun pemerintah memutuskan untuk memperpanjangnya hingga 15 Mei akibat situasi yang kian “mengkhawatirkan.”
Bisnis akan diizinkan beroperasi mulai pukul 06.00 hingga 18.00 waktu setempat, sementara pergerakan publik akan dibatasi mulai pukul 19.00 hingga 06.00. Karantina wilayah (lockdown) total akan diberlakukan setiap Jumat, dan aula pernikahan serta gym tetap ditutup.
Menyoroti jumlah kematian, infeksi, dan kasus positif akibat COVID-19 yang kian meningkat, Dudin mengatakan bahwa penyebaran COVID-19 telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan di Yordania, sembari menyebutkan bahwa jumlah penerimaan pasien COVID-19 lebih tinggi dibandingkan jumlah pasien yang dipulangkan dari rumah sakit.
“Kita masih berada dalam tahap berbahaya yang membutuhkan lebih banyak kehati-hatian dan komitmen, serta kerja sama,” tambahnya.
Pada Minggu, Yordania melaporkan 7.183 kasus terkonfirmasi dan 82 kematian akibat COVID-19, meningkatkan total infeksi dan kematian di negara itu masing-masing menjadi 589.316 dan 6.554, papar sebuah pernyataan dari Kementerian Kesehatan Yordania.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Amman. (XHTV)