JUDUL: Kenya tunda pembukaan kembali sekolah karena banjir
SHOOTING TIME: 29 April 2024
DATELINE: 30 April 2024
DURASI: 00:02:41
LOKASI: Nairobi
KATEGORI: MASYARAKAT/LINGKUNGAN
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan anak-anak di daerah yang terendam banjir
2. Berbagai cuplikan anak-anak dan orang tua di rumah
STORYLINE:
Kenya telah menunda jadwal pembukaan kembali sekolah selama sepekan hingga 6 Mei karena banjir dahsyat yang melanda seluruh negara itu.
Sekretaris Kabinet Pendidikan Kenya Ezekiel Machogu pada Senin (29/4) mengatakan mereka telah menerima data bahwa beberapa sekolah terdampak parah akibat bencana banjir yang sedang berlangsung.
Machogu mengungkapkan bahwa meminta para murid dan staf melanjutkan pembelajaran di sekolah-sekolah yang terdampak akan membahayakan nyawa mereka, oleh karena itu diputuskan untuk menunda pembukaan kembali sekolah.
“Dampak buruk dari hujan di beberapa sekolah begitu parah sehingga tidak bijaksana jika mempertaruhkan nyawa murid dan staf sebelum langkah-langkah pengendalian air diterapkan guna memastikan keamanan yang memadai bagi semua komunitas sekolah yang terdampak,” katanya dalam sebuah pernyataan yang dirilis di Nairobi, ibu kota Kenya.
Seiring dengan rencana pembukaan kembali sekolah pada Senin pekan depan, Machogu menuturkan pihak kementerian akan bekerja sama dengan lembaga-lembaga terkait dan pemangku kepentingan untuk menerapkan langkah-langkah guna mengurangi dampak buruk dari hujan.
Dia menambahkan bahwa mereka juga akan memberikan pembaruan informasi secara berkala mengenai segala perkembangan terkait sektor pendidikan.
Hujan lebat telah membuat sebagian besar jalan tidak dapat dilalui sementara properti termasuk rumah, sekolah dan tempat usaha hancur di beberapa wilayah, di daerah-daerah yang mengalami curah hujan di atas rata-rata.
Hal ini terjadi saat Departemen Meteorologi Kenya memperingatkan akan terjadinya hujan lebat dalam beberapa hari mendatang dan sejauh ini lebih dari 100 orang dilaporkan tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka atau dinyatakan hilang.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Nairobi.
(XHTV)