Oleh : Nasaruddin Siradz
Saat ini di berbagai kota di belahan dunia tengah mengadakan upaya-upaya penghematan energi sebagai dampak dari tingginya harga minyak dunia. Jakarta sebagai salah satu kota metropolitan juga tidak ketinggalan dalam hal penghematan ini.
Dimulai dari kebijakan penggunaan/percobaan Bus Listrik sebagai sarana transportasi di Ibu Kota hingga ke kebijakan yang bersifat Nasional seperti penggunaan mobil listrik bagi seluruh kendaraan dinas Pemerintah Pusat.
Kebijakan tersebut mengkonfirmasi apa yang dimaksudkan oleh Richardson dalam compact cities in developing countries bahwa system transportasi terutama di perkotaan hendaknya menggunakan bahan bakar yang emisi kendaraan, tingkat keamanan dan kemacetan, serta akses sosial dan ekonominya tidak terlalu berdampak negatif sehingga dapat diantisipasi oleh generasi yang akan datang.
Di beberapa kota besar di Indonesia, permasalahan kemacetan lalu lintas telah mengemuka menjadi masalah sosial yang akut. Jakarta sebagai salah satu model dengan pertumbuhan dan pertambahan penduduk yang cepat, meningkatnya urbanisasi, lambatnya perluasan sarana jalan, bertambahnya penggunaan kendaraan pribadi dengan pertumbuhan yang sangat cepat, menimbulkan dampak baru bagi Ibu Kota. Bukan saja menimbulkan kemacetan, tetapi juga kesemrawutan lalu lintas, polusi, hingga meningkatnya angka kecelakaan.
Penyediaan sarana transportasi umum yang terintegrasi merupakan sebuah keniscayaan. Namun, tidak banyak kota-kota besar di dunia bahkan di Indonesia memiliki anggaran yang memadai untuk menyediakan sarana transportasi publik yang terintegrasi, aman, dan nyaman.
Dengan transportasi perkotaan di Jakarta yang relatif sudah mulai terintegrasi dengan seluruh moda transportasi yang ada, sesungguhnya tidak lagi ada alasan bagi warganya untuk tidak berubah ke penggunaan transportasi publik dalam kehidupan kesehariannya.
Terdapat beberapa manfaat bila menggunakan transportasi publik dalam keseharian kita sebagai warga Jakarta, antara lain:
- Menghemat Pengeluaran
Tarif angkutan umum di Jakarta jauh lebih murah jika dibandingkan dengan menggunakan kendaraan pribadi. Dengan biaya Rp. 3.500/ perjalanan, Anda dapat bebas melakukan perjalanan dan transit kemana saja dengan nyaman dan aman tanpa panas-panasan, tanpa penumpang harus repot-repot dengan menggunakan uang tunai karena telah tersedia layanan non-tunai (cashless).
- Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca
Mengendalikan jejak karbon dengan mengurangi frekuensi penggunaan kendaraan pribadi dan kemudian menggunakan transportasi publik turut membantu menurunkan emisi gas rumah kaca sekaligus membantu program Go Green.
- Keamanan dan Kenyamanan Terjamin
Moda transportasi seperti Trans Jakarta, Trans Jogya dan yang lainnya mengunggulkan keamanan dan kenyamanan. Ada kursi empuk yang nyaman untuk diduduki, AC yang dingin, bus yang luas, ramah disabilitas, dan CCTV untuk mencegah tindakan kejahatan. Secara tidak langsung menggunakan angkutan umum dapat menurunkan jumlah kecelakaan di jalan raya.
- Lebih Banyak Bergerak
Naik transportasi publik bikin lebih banyak bergerak. Misalnya, saat harus berjalan kaki ke halte, stasiun, hingga lokasi tujuan. Ini termasuk bentuk olahraga singkat bagi mereka yang tidak atau kurang punya waktu buat berolahraga.
- Hemat Tenaga
Cukup dengan duduk santai dan beristirahat sejenak, Anda sudah mencapai tempat tujuan Anda. Tanpa repot-repot menyetir yang memerlukan focus/konsentrasi yang tentu lebih menguras tenaga dibandingkan hanya duduk saja di angkutan umum yang dikendarai oleh supir bus atau masinis kereta.
- Tidak Perlu Mencari Tempat Parkir
Mencari tempat parkir yang kosong membutuhkan waktu, sehingga jika menggunakan transportasi umum dapat menghemat waktu. Apalagi jika semua tempat parkir penuh, maka harus mencari tempat parker terlebih dahulu yang kadang membuat pusing. Inilah kelebihan angkutan umum.
- Mendisiplinkan Diri
Belajar disiplin dengan angkutan umum? Bisa banget. Beberapa angkutan umum punya durasi waktu tertentu saat membawa penumpang. Kemudian, angkutan umum berangkat tanpa menunggu Anda. Jadi, angkutan umum dapat membantu untuk meningkatkan kedisiplinan diri menyesuaikan dengan pelayanan publik.
- Bersosialisasi dengan Lingkungan dan Masyarakat
Dengan naik transportasi publik Anda dapat bertemu orang-orang baru yang dapat Anda ajak ngobrol. Secara otomatis, menjadi wadah bersosialisasi yang bukan tidak mungkin dapat menambah koneksi dan memperluas relasi hanya karena angkutan umum.
Seruan Wagub DKI, Achmad Riza Patria, beberapa waktu lalu agar masyarakat beralih dari menggunakan kendaraan pribadi ke transportasi publik merupakan momentum yang pas untuk didukung, sekaligus diberi saran-tindak agar masyarakat, terutama di wilayah Jakarta tidak lagi ada alasan untuk tidak mengunakan transportasi publik ketika bepergian di wilayah Jakarta.
Meski demikian, sebagai pengguna transportasi publik di Jakarta, terdapat beberapa catatan penting yang perlu diperbaiki untuk segera dibenahi antara lain :
A. Perlunya dipatuhi jadwal jam, misalnya tiap 5-10 menit sekali. Karena fakta menunjukkan banyak bus Trans Jakarta yang kadang beriringan 3 – 4 bus Tije sekali jalan dalam keadaan kosong penumpang. Hal ini akan berdampak pada langkanya Bus Tije selanjutnya yang bisa makan waktu 30–40 menit kemudian. Hal ini akan mengurangi animo masyarakat untuk menggunakan transportasi umum, karena menunggu terlalu lama di halte bus.
B .Perlu ada terobosan, tentunya berdasarkan research yang komprehensif, agar ada route-route yang user friendly yang dapat langsung point-to-point, mungkin setiap 30 menit atau satu jam sekali untuk route-route yang peminatnya banyak, misalnya Pasar Minggu – Blok M (sebagai pengganti Metro Mini S-66 ? sebelumnya). Atau PPD? yang dahulunya melayani route Cawang UKI ke Blok M, dll yang diperlukan setiap satu jam sekali.
C. Manajemen Trans Jakarta perlu membuat terobosan yang inovatif yaitu Program Pengembangan Angkutan Umum Massal Berbasis Jalan di wilayah perkotaan dengan skema Buy The Service. Konsep tersebut berbasis aplikasi yang didukung oleh manajemen yang baik dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi yang meliputi sistem operasional, sistem pemeliharaan, sistem pengelolaan keuangan, dan sistem SDM yang didukung dengan teknologi digital secara real time untuk menuju angkutan umum yang lebih profesional.
Layanan transportasi publik berbasis aplikasi tersebut diharapkan menjadi bagian digitalisasi 4.0 smart city program yang mendukung cashless society. implementasi dari program Buy The Service yang memberikan subsidi penuh bagi operator dengan fasilitas pendukung di bus yang lebih baik untuk meningkatkan pelayanan dengan harapan lebih banyak masyarakat yang beralih ke moda transportasi publik.
Dengan pemanfaatan Intelligent Transport System (ITS) guna mendukung pengembangan sistem angkutan umum perkotaan yang cerdas, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Setelah hal-hal tersebut dapat dilaksanakan, diharapkan tidak ada alasan lagi bagi warga Jakara untuk tidak menaiki transportasi publik, setelah mengetahui manfaat dan keuntungannya, seperti telah diuraikan diatas. Yuk, kembali ke angkutan umum bersama-sama!