Monday, June 16, 2025
wartabuana
  • HOME
  • BERITA GLOBAL
    • ARENA
    • KESEHATAN
    • PERISTIWA
    • SOSBUD
    • POLITIK DAN HUKUM
    • MILITER
  • NASIONAL
    • NUSANTARA
  • NDLEMING
    • FAJAR BARU & HARAPAN BARU
    • ESTAFET KEBANGSAAN
    • PENGEMBAN MISI KERAKYATAN
    • DAULAT RAKYAT & DAULAT TUANKU
    • IKHTIAR WUJUDKAN DAULAT RAKYAT
    • JALAN TERJAL MERAJUT KESEJAHTERAAN
  • HIBURAN
  • RELEASE
  • WB CHANNEL
  • KIAT SEHAT
  • WOW
  • OPINI
  • FOTO BERITA
  • LAINNYA
    • CLOSE UP
    • ENTERPRENEUR
    • ETALASE
    • KOMUNITAS
    • PARLEMEN
    • RILEKS
    • KISAH HUMAN INTEREST
No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA GLOBAL
    • ARENA
    • KESEHATAN
    • PERISTIWA
    • SOSBUD
    • POLITIK DAN HUKUM
    • MILITER
  • NASIONAL
    • NUSANTARA
  • NDLEMING
    • FAJAR BARU & HARAPAN BARU
    • ESTAFET KEBANGSAAN
    • PENGEMBAN MISI KERAKYATAN
    • DAULAT RAKYAT & DAULAT TUANKU
    • IKHTIAR WUJUDKAN DAULAT RAKYAT
    • JALAN TERJAL MERAJUT KESEJAHTERAAN
  • HIBURAN
  • RELEASE
  • WB CHANNEL
  • KIAT SEHAT
  • WOW
  • OPINI
  • FOTO BERITA
  • LAINNYA
    • CLOSE UP
    • ENTERPRENEUR
    • ETALASE
    • KOMUNITAS
    • PARLEMEN
    • RILEKS
    • KISAH HUMAN INTEREST
No Result
View All Result
wartabuana
No Result
View All Result
Home OPINI

Pilres : Siapa Pilihanmu?

wartabuana by wartabuana
Monday, 4 December 2023 09:13 PM
in OPINI
0
91
VIEWS

Oleh : *Wina Armada Sukardi

Dalam pemilihan presiden (Pilres) 2024  nanti, siapa pilihan Anda? Memang bebas dan rahasia. Tapi yakinkah Anda, jika Anda memang memilih salah satu dari tiga pasangan calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) yang tersedia, Anda benar-benar memilih mereka?

RelatedPosts

Ne Zha-2 menjadi film Terlaris di China meraup USD 2 miliar (Rp. 33 Triliun)

Robinson Napitupulu Ungkap Alasan Mengapa Partai Golkar Harus Upayakan Presiden RI Ke-2, Soeharto Sebagai Pahlawan Nasional

Tokoh Senior SOKSI Dorong Penetapan Presiden RI ke-2 Soeharto Sebagai Pahlawan Nasional

Secara harfiah kita  memang betul memilih  salah satu pasangan Capres  dari tiga pasangan yang tersedia itu. Tetapi secara “hakiki, ”sebenarnya,  Anda tidak hanya memilih mereka.  Kok bisa?

Jika pilihan Anda pasangan No 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, hakekatnya Anda tak (hanya) memilih mereka. Lho kenapa? Kalau Anda memilih pasangan Anies dan Muhamin, Anda  hakekaknya memilih (juga) Surya Paloh. Mengapa? Lantaran Surya Paloh-lah aktor intelektual di belakang pasangan Anies-Muhaimin.

Begitu pula, seandainya Anda  memilih pasangan No 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabumi Raka, hakekatnya Anda  tak sekedar memilih mereka, melainkan  terutama (pula) memilih Joko Widodo atau Jokowi. Kenapa? Hal ini lantaran di belakang pasangan Prabowo-Gibran ada juga aktor utamanya yang tak lain adalah Jokowi.

Sama halnya jika Anda memilih pasangan No  3, Gandjar Pranowo dan Mahfud MD, Anda sudah pasti tak melulu memilih Gandjar dan Mahfud, tetapi yang utama kita memilih (juga)  Megawati sebagai pengatur  laku di belakangnya.

Dengan kata lain, dalam Pilpres kiwari, kendati secara fisk kita memilih tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang nama dan fotonya terpapang resmi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), sejatinya kita memilih dan menentukan orang-orang di belakang para calon resmi itu.

Meminjam istilah anggota DPR dari Fraksi PDIP, Bambang Pacul, tak kala menyinggung RUU Perampasan Aset yang sudah diajukan pemerintah, namun tak kunjung  dibahas di DPR, kata Bambang Pacul, karena anggota DPR cumalah “korea-korea” saja.

Maksudnya, cuma para anak buah. Para wayang saja. Sedangkan pengendalinya, dalangnya, adalah para ketua umum partai.

Faktanya, negeri ini memang “dikendalikan” oleh hanya 11 ketua partai saja. Lebih spesifik lagi, oleh beberapa partai yang besar. Presiden terpilih calonnya harus disodorkan partai yang mempunyai minimal 20% suara pemilih.

Ketua KPK, OJK,BPK, Dewan Pengawas TVRI dan sebagainya semuanya dipilih  oleh    anggota DPR  melalui fraksi  sesuai  pembidangan  masing-masing. Sedangkan fraksi tak lain adalah kepanjangan tangan partai. Adapun kebijakan partai ditentukan oleh ketua umum partai.

Hal serupa terjadi pada pasangan calon presiden dan wakil presiden. Di belakang pencalonan mereka, ada pengendali yang tak kalah pentingnya.

Sistem Politik

Sistem politik ketatanegaraan Indonesia memang demikian. Hampir di semua aspek politik, partai politiklah yang menentukan. Siapa yang bakal menjabat ketua MPR, ketua DPR, Ketua KPK, Gubernur BI dan sebagainya, ditentukan oleh ketua partai. Tak terkecuali pasangan calon presiden dan wakil presiden. Para petinggi partailah yang paling menentukan siapa yang  berhak dicalonkan menjadi pasangan presiden dan wakil presiden dalam Pilpres, termasuk untuk tahun depan.

Dalam sistem seperti ini, Anies pasti tunduk dan menurut sepenuhnya kepada Surya Paloh. Prabowo juga “manut dan patuh” kepada Jokowi, termasuk pilihan duetnya dengan Gibran. Demikian pula Ganjar sudah jelas hormat dan tunduk “tegak lurus” kepada Megawati.

Ketiga pasangan capres dan cawapres yang ada sekarang tiada lain tidak bukan adalah kepanjangan tangan dari aktor-aktor berpengaruh di belakangnya.  Maka otomatis jika mereka terpilih pastilah para “dalang” di belakangnya akan memberikan warna yang sangat berpengaruh dalam pemerintah yang kelak menang.

Dalam sistem politik  Indonesia calon presiden dan wakilnya, harus dicalonkan oleh dan melalui partai politik. Sehebat dan sepopuler apapun seorang pemimpin tak akan menjadi calon presiden jika tidak dicalonkan oleh partai. Maka peranan  partai yang  mencalonkan diri sang calon presiden dan pasangan sangat besar, baik sebelum, pada saat maupun setelah pemilihan.

Politik Sangat Cair

Sistem politik ketatanegaraan Indonesia sangat dinamis dan cair.  Tidak adanya sistem formal “oposisi” dalam ketatanegaraan Indonesia menyebabkan perpolitikan di Indonesia menjadi contoh paling baik yang menegaskan, tidak ada partai yang selalu berkawan atau selalu bermusuhan. Hari ini sebuah partai dengan partai lainnya menempati posisi bersilangan yang tajam. Namun dalam sekejap dapat saja berubah justeru menjadi teman koalisi  yang kental.

Dulu Jokowi dan Prabowo menjadi seteru, kini menjadi sekutu yang sangat karib. Dulu Megawati dan Jokowi  “teman satu rumah” yang paling intim, kini kedua nya menjadi lawan yang paling seru.

Sistem politik ketatanegara di Indonesia jelas mencerminkan “doktrin” politik: tak ada teman atau musuh yang abadi, yang ada adalah kepentingan yang abadi. Hari ini atau lusa menjadi teman  utama, tapi bulan depan atau enam bulan atau setahun kemudian lantas  dapat menjadi musuh berat.

Kata banyak orang,  sistem politik ketatanegaraan di Indonesia bagaikan telenovela, atau drama Korea alias drakor. Kita tidak perlu khawatir  kehilangan jiwa cerita. Kapan saja kita menonton atau berhenti menonton, dapat tetap mengikutinya. Menikmatinya dengan segala dramanya. Ceritanya berputar-putar disitu saja,  dan akhirnya pun mudah ditebak.

Mosaik ini menyebabkan para pendukung yang membela calon presiden dan wakil presiden habis-habisan, setelah pemilihan presiden masih tetap berkelahi sampai ke hati. Mungkin sampai luka hatinya. Sampai dendam. Sampai pada beberapa bagian ada penyimpangan kejiwaan. Padahal calon yang didukung  malah sudah bisa duduk satu meja dengan lawan sambil bersama makan yang lezat.

Disinilah, setelah Pilpres usai. Setelah pesta demokrasi berlalu. Setelah jagoan pasangan kita menang atau kalah, loyalitas kita harusnya hanya ditujukan kepada negara. Loyalitas kita kepada bangsa. Tidak lagi secara  sempit kepada pasangan yang kita dukung dan pilih. Siapapa pun pasangan calon presiden  dan wakil presiden yang kita pilih dan dukung, hanya sarana perantara dalam bakti dan sumbangsih kita kepada negara dan bangsa Indonesia.

Dengan memilih dan mendukung salah satu pasangan calon pasangan presiden dan wakil presiden, sekaligus melakukan pengawasan terhadap kejujuran dan keterbukaan pelaksanaan Pilpres, kita sudah membantu berjalannya proses mekanisme demokrasi.

Hasil selebihnya kita harus siap menang dan siap kalah. Sewajarnya apapun hasilnya kelak, selama penyenggaraannya jujur, adil dan demokratis, perlu kita terima dengan lapang. Tak perlu ada rasa dendam kusumat di hati kita.

Bukan Memilih Malaikat

Dalam pemilihan politik, acap kali kita memang memilih primus inter pares: memilih yang terbaik di antara yang  baik. Tetapi itu kondisi ideal yang hampir jarang terjadi lagi di dunia. Kini kita sering dihadapakan kepada kenyataan, kita harus memilih di antara calon yang banyak kekurangan. Dengan kata lain, kita memilih yang paling sedikit kekurangan untuk mengendalikan Indonesia lima tahun ke depan.

Tegasnya, kita harus menyadari kita bukanlah memilih malaikat yang bersih suci tanpa kekurangan. Kita tidak memilih malaikat yang tidak  punya nafsu apapun juga. Kita memilih manusia dengan segala sifatnya.

Demikian pula dalam  Pilres Indonesia kali ini. Kita tidak memilih malaikat yang suci tanpa kelemahan. Memilih  yang tidak punya nafsu berkuasa, apalagi memilih yang tidak punya kemungkinan menyeleweng. Kita mendukung presiden dan wakil presiden manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Kita haruslah menerima kelebihan dari  pasangan presiden dan wakil presiden yang kita dukung. Sama halnya kita harus pula menerima kekurangan yang mereka miliki. Kita memilih dan mendukung calon presiden dan calon wakil presiden lengkap dengan kelebihan dan kekurangan mereka masing-masing.

Dengan menyadari hal ini, kita bakal terhindar dari histeria yang berlebihan. Jika calon kita menang, kita pastilah menerima dengan suka cita. Plong rasanya. Tapi kita tidak bakalan menyambutnya  dengan berlebihan. Andai kelak dalam memerintah ada kekurangan dari calon yang kini pilih, kita tak perlu sakit hati. Apalagi sampai sakit jiwa. Kita harus menyadari hal tersebut bukanlah sesuatu yang istimewa, yang luar biasa, melainkan sesuatu yang wajar saja. Biasa saja.

Jadi tak ada kegoncangan jiwa pada kita. Adapun yang kita perlukan tetap waspada. Tetap kritis. Terus mengawasi dan menunjuk hal-hal yang  tidak benar.

Begitu juga andai  jagoan kita kalah, kita harus menangggapinya dengan legowo. Lapang dada. Kekalahan pasangan yang kita dukung bukan berarti kiamat. Bukan berarti tak ada jalan lagi buat kita mengabdi kepada negara dan bangsa. Tak perlu sakit hati kepada yang menang. Apalagi sampai benci dan dendam.

Kita perlu menanamkan kepada diri kita  perspektif, pemilihan presiden adalah sesuatu yang  rutin terjadi. Suatu bagian dari mekanisme peralihan atau mempertahakan kekuasaan. Para calon adalah mereka yang memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing.

Pilpres bukanlah perang antara anak bangsa. Perang yang dilakukan dengan kebencian yang mendalam. Perang yang dapat menghancur luluhkan negara dan bangsa. Pilpres bukanlah dimaksudkan seperti itu.

Siapapun yang Anda  dukung dan pilih pada Pilres kali ini, adalah upaya kita memberikan yang terbaik kepada negara dan bangsa Indonesia. Sebuah kecintaan kepada bangsa dan negara Indonesia. Menang atau kalah, selebihnya kita masih bersaudara yang tetap harus saling menghormati. Saling menghargai. Saudara yang sadar perlunya negara kesatuan Republik Indonesia tetap dirawat bersama-sama.[]

*Penulis adalah wartawan senior

Tags: pilpreswina armada sukardi
Previous Post

London bersiap sambut musim Natal

Next Post

CHINA-HARI KONSTITUSI NASIONAL

Next Post
BEIJING, Foto dari udara yang diabadikan pada 4 Desember 2023 ini memperlihatkan para siswa yang berpartisipasi dalam sebuah kegiatan memperingati Hari Konstitusi Nasional China di wilayah Xianju di Kota Taizhou, Provinsi Zhejiang, China timur. China memperingati Hari Konstitusi Nasional ke-10 pada Senin (4/12). (Xinhua/Wang Huabin)

CHINA-HARI KONSTITUSI NASIONAL

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ADV

KESEHATAN

  • All
  • KESEHATAN
Xinhua News Agency
BERITA GLOBAL

Penelitian Sebut Protein Virus COVID-19 Picu Serangan Imun terhadap Sel Sehat

by RedaksiFK
Wednesday, 11 June 2025

YERUSALEM, 11 Juni (Xinhua) -- Tim peneliti Israel menemukan bahwa sebuah protein dari virus SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, dapat menyebabkan...

Read moreDetails
Seorang anak dan keluarganya berjalan ke sebuah ladang untuk memetik tomat di Perkebunan Huiai di Yangliuqing, Distrik Xiqing, Tianjin, China utara, pada 31 Mei 2025. (Xinhua/Zhao Zishuo)

Berkebun Jadi Terapi bagi Anak Penyandang Autisme dan Disabilitas Intelektual di Tianjin, China

Monday, 2 June 2025
Seorang perawat menunjukkan vaksin human papillomavirus (HPV) yang dikembangkan oleh para peneliti China di Rumah Sakit Kesehatan Ibu dan Anak tingkat provinsi di Wuhan, Provinsi Hubei, China tengah, pada 18 Mei 2020. (Xinhua/Xiong Qi)

China Setujui Vaksin HPV 9-Valen Pertama yang Diproduksi di Dalam Negeri

Saturday, 31 May 2025
Sebuah tempat untuk tes COVID-19 terlihat di Times Square di New York, Amerika Serikat, pada 17 Mei 2022. (Xinhua/Wang Ying)

China Desak AS Hentikan Politisasi Penelusuran Asal-Usul COVID-19

Wednesday, 21 May 2025
Xinhua News Agency

Penelitian di Australia Ungkap Gejala Penuaan Dini di Usia 40 Tahun

Friday, 16 May 2025
Seorang anak yang terinfeksi mpox mendapatkan perawatan di sebuah rumah sakit di wilayah Nyiragongo dekat Goma, Provinsi Kivu Utara, Republik Demokratik Kongo (RDK) bagian timur, pada 15 Agustus 2024. (Xinhua/Zanem Nety Zaidi)

CDC Afrika: Jumlah Kematian Akibat Mpox di Afrika Lampaui 1.750 Kasus sejak 2024

Sunday, 11 May 2025
Xinhua News Agency

Otoritas Kesehatan Australia Keluarkan Peringatan Waspada Jamur Liar Beracun

Tuesday, 6 May 2025
Load More

KANAL

Ditengah derasnya arus informasi terutama dari dunia barat dan dari lokal, di era keterbukaan dan diera dimana negara-negara Timur sudah maju mengejar dunia Barat, terasa ada kebutuhan adanya arus informasi yang mumpuni dan dapat diandalkan yang mewakili dunia Timur.

Untuk itu, wartabuana.com menyajikan setiap harinya sekitar 90 berita dalam bentuk artikel, foto dan video dari Kantor Berita Xinhua.

Ditengah era digital yang serba cepat ini, wartabuana.com mengarsipkan artikel-artikel menarik karya Dr. J. Kristiadi yang pernah dipublikasikan di media nasional dalam Rubrik NDLEMING POLITIK J. KRISTIADI.

Artikel Opini dari Hasto Kristianto, Sekjen PDI-P  telah kami himpun dalam Rubrik Nada Kebangsaan.

Kami siap menampung dan menyiarkan tulisan dari beberapa tokoh nasional lainnya sehingga wartabuana.com bisa menjadi tempat rujukan bagi pembacanya.

Semoga sajian kami bisa memenuhi kebutuhan kita semua.

TERKINI

Asap mengepul setelah sebuah ledakan terjadi di Teheran, ibu kota Iran, pada 15 Juni 2025. Sejumlah ledakan mengguncang Teheran seiring dengan eskalasi ketegangan antara Iran dan Israel. (Xinhua/Shadati)

Militer Israel Lancarkan Serangan Udara Baru ke Sejumlah Situs Rudal Iran

Monday, 16 June 2025
Sejumlah wanita yang mengenakan kebaya tradisional berjalan dalam peragaan busana "Swarna Biru" di Museum Nasional di Jakarta pada 14 Juni 2025. (Xinhua/Agung Kuncahya B.)

Menilik Peragaan Busana “Swarna Biru” di Museum Nasional Jakarta

Monday, 16 June 2025

Film “Nusantara” meraih Penghargaan Dokumenter Terbaik di Cannes 2025

Friday, 13 June 2025
Xinhua News Agency

Israel Lancarkan Serangan Preemtif ke Iran, Ledakan Dahsyat Terdengar di Teheran

Friday, 13 June 2025
Sejumlah wisatawan mengunjungi Museum Besar Mesir (Grand Egyptian Museum/GEM) di Giza, Mesir, pada 12 Juni 2025. (Xinhua/Ahmed Gomma)

Mengintip Koleksi Museum Besar Mesir yang Dijadwalkan Dibuka 3 Juli

Friday, 13 June 2025
Keterangan gambar  (dari kiri ke kanan) : Jokowi, Suhardiman dan Robinson

Tudingan Terhadap Seorang Jokowi, yang Tidak Benar Sehingga Menimbulkan Fitnah

Friday, 13 June 2025

REDAKSI

  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • T O S
No Result
View All Result
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Sitemap Page
  • T O S

Copyright © 2024 WartaBuana.Com - Developed by WB Team.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA GLOBAL
    • ARENA
    • KESEHATAN
    • PERISTIWA
    • SOSBUD
    • POLITIK DAN HUKUM
    • MILITER
  • NASIONAL
    • NUSANTARA
  • NDLEMING
    • FAJAR BARU & HARAPAN BARU
    • ESTAFET KEBANGSAAN
    • PENGEMBAN MISI KERAKYATAN
    • DAULAT RAKYAT & DAULAT TUANKU
    • IKHTIAR WUJUDKAN DAULAT RAKYAT
    • JALAN TERJAL MERAJUT KESEJAHTERAAN
  • HIBURAN
  • RELEASE
  • WB CHANNEL
  • KIAT SEHAT
  • WOW
  • OPINI
  • FOTO BERITA
  • LAINNYA
    • CLOSE UP
    • ENTERPRENEUR
    • ETALASE
    • KOMUNITAS
    • PARLEMEN
    • RILEKS
    • KISAH HUMAN INTEREST

Copyright © 2024 WartaBuana.Com - Developed by WB Team.