WARTABUANA – Tim ilmuwan Selandia Baru yang akan melakukan survei terhadap garis salju gletser tahunan di Pulau Selatan bulan ini sedang mengamati dengan saksama sebuah danau yang muncul dan lenyap secara berkala di persimpangan gletser Tasman dan Hochstetter.
Informasi tersebut disampaikan Institut Penelitian Air dan Atmosfer Nasional (National Institute of Water and Atmospheric Research/NIWA) Selandia Baru pada Rabu (10/3).
Dr. Andrew Lorrey, ilmuwan utama NIWA yang memimpin survei akhir musim panas tahunan, mengatakan danau itu tampaknya terbentuk dan kemudian menghilang secara berkala sejak sekitar Oktober.
“Kami menduga danau itu kemungkinan terbentuk hingga ukuran tertentu lalu airnya mengalir berpindah, mungkin di bawah gletser Hochstetter, ke Danau Tasman. Yang kami lihat dari citra satelit awal adalah potensi bahaya yang terbentuk yang dapat meningkatkan peluruhan atau pecahnya es dari gletser tersebut,” ujar Dr. Lorrey.
Para ilmuwan NIWA dan Victoria University of Wellington menyelesaikan survei garis salju akhir musim panas tahunan dari udara terhadap 50 gletser di Pulau Selatan setahun sekali, mengabadikan ribuan foto untuk mengevaluasi ketinggian garis salju dan membuat model 3D dari gletser tersebut. Hasil tersebut kemudian digunakan untuk memperkirakan seberapa banyak sisa salju dari musim dingin sebelumnya yang masih menutupi setiap gletser dan berkontribusi terhadap akumulasi es glasial jangka panjang.
Survei garis salju dimulai pada 1977 dan memberikan catatan jangka panjang berharga tentang bagaimana gletser Selandia Baru menyusut seiring waktu akibat perubahan iklim.
Dalam beberapa tahun terakhir, dampak gelombang panas laut dan tingginya suhu sangat parah. Dr. Lorrey memperkirakan akan melihat salju menyelimuti Pegunungan Alpen Selatan pada tahun ini. Namun, itu hanya akan menutupi tingkat hilangnya es secara keseluruhan yang sebenarnya, yang telah mencapai sekitar 30 persen sejak survei dimulai.
“Garis salju saat ini mungkin kondisinya mendekati normal, tetapi kesehatan gletser secara keseluruhan sangat berbeda,” kata Dr. Lorrey. [Xinhua]