Mbah WP
Mbah WP
FILMSHOWBIZ

Gerakan Nasional Penyelamatan Arsip Film, Sinematek Indonesia Serukan Kolaborasi Selamatkan warisan budaya

×

Gerakan Nasional Penyelamatan Arsip Film, Sinematek Indonesia Serukan Kolaborasi Selamatkan warisan budaya

Share this article

Ketua Yayasan Pusat Perfilman H. Usmar Ismail (PPHUI), Sonny Pudjisasono

Wartabuana.com — Film bukan sekadar hiburan, melainkan rekam jejak peradaban dan ekspresi budaya sebuah bangsa. Kesadaran akan pentingnya nilai historis inilah yang melatarbelakangi lahirnya Gerakan Nasional Penyelamatan Pengarsipan Perfilmankk Sinematek Indonesia, sebuah inisiatif untuk menjaga dan melestarikan film-film Indonesia sebagai warisan budaya nasional.

Ketua Yayasan Pusat Perfilman H. Usmar Ismail (YPPHUI), Sonny Pudjisasono, menegaskan bahwa Sinematek Indonesia memiliki peran strategis sebagai garda terdepan dalam pelestarian arsip film nasional. Dengan sejarah panjang dalam dunia perfilman, Sinematek telah menjadi rumah bagi ribuan karya sinema Indonesia yang merekam perjalanan sosial, budaya, hingga identitas bangsa dari masa ke masa.

Pengarsipan film masih hadapi tantangan besar

Meski memiliki nilai strategis dan historis yang tinggi, pengarsipan perfilman Indonesia masih menghadapi beragam tantangan. Minimnya perhatian publik, keterbatasan dukungan, hingga anggapan bahwa pengarsipan bukan bagian populer dari industri hiburan membuat banyak film terancam rusak bahkan punah dimakan waktu.

Padahal, film merupakan aset budaya yang tak ternilai. Tanpa sistem pengarsipan yang memadai, generasi mendatang berisiko kehilangan akses terhadap sejarah visual bangsa yang terekam dalam karya-karya sinema Indonesia.

Upaya konkret selamatkan warisan budaya

Gerakan Nasional Penyelamatan Pengarsipan Perfilman Sinematek Indonesia hadir sebagai langkah konkret untuk mengarsipkan, merawat, dan melestarikan film-film Indonesia. Gerakan ini bertujuan menyelamatkan aset budaya bangsa sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengarsipan film sebagai bagian dari pelestarian kebudayaan.

Melalui inisiatif ini, masyarakat diharapkan dapat memperoleh akses yang lebih luas terhadap film-film Indonesia lintas generasi, sehingga karya-karya tersebut tetap hidup, relevan, dan dapat dinikmati oleh publik, bukan sekadar menjadi arsip yang terlupakan.

Kolaborasi jadi kunci keberhasilan

Sonny menegaskan, upaya penyelamatan arsip film tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, lembaga kebudayaan, pelaku industri perfilman, akademisi, hingga masyarakat luas agar gerakan ini berjalan berkelanjutan.

Sinematek Indonesia YPPHUI siap menjadi pusat pengarsipan perfilman nasional dan membuka ruang kolaborasi dengan berbagai pihak demi menjaga keberlangsungan warisan budaya bangsa,” ujar Sonny.

Gerakan nasional ini diharapkan menjadi titik awal perubahan besar dalam sistem pengarsipan perfilman Indonesia. Dengan kepedulian bersama, film-film Indonesia dapat terus terjaga dan lestari sebagai cerminan perjalanan bangsa bagi generasi masa depan.

Mari kita bersama-sama menyelamatkan dan melestarikan film-film Indonesia sebagai entitas warisan budaya bangsa,” pungkas Sonny Pudjisasono.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *