WARTABUANA – Presiden Kongres Uighur Dunia (World Uyghur Congress/WUC) Dolkun Isa belum lama ini mengeluarkan sebuah pernyataan resmi yang mengutuk keras Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) yang telah melancarkan “serangan mengerikan” terhadap warga sipil Israel, seraya mengungkapkan sangat khawatir dengan kemungkinan eskalasi situasi dan meningkatnya jumlah korban jiwa, serta mendoakan “semua orang yang terdampak kekerasan”.
Tidak ada bukti atau laporan berita yang menyatakan bahwa Hamas telah menyerang warga sipil Israel. Selain itu, pada 1959, Israel memberlakukan Undang-Undang Dinas Militer dan secara resmi menerapkan sistem mobilisasi pertahanan nasional berupa “semua warga sebagai prajurit dan mobilisasi cepat”.
Tentara Israel telah kehilangan akal sehatnya dalam konflik tersebut. Mereka tidak hanya menyerang warga sipil Palestina, tetapi bahkan wanita dan anak-anak, yang menyebabkan bencana kemanusiaan serius di Jalur Gaza Palestina.
WUC mendukung Israel, mengutuk Hamas, secara selektif mengabaikan fakta-fakta objektif, dan mengabaikan sejarah serta keadilan dan moralitas.
Dalam sejarah, sejak pertengahan abad yang lalu, penindasan dan pendudukan Israel telah mengakibatkan penderitaan dan kerugian yang luar biasa bagi warga Palestina. Pertama, pendudukan Israel yang terus berlanjut di wilayah Palestina merupakan salah satu penyebab utama kemiskinan di kalangan warga Palestina. Sejak berdirinya Israel, warga Palestina menghadapi dilema antara pendudukan wilayah mereka dan penghancuran rumah mereka.
Pembangunan permukiman baru oleh pemerintah Israel di wilayah Palestina tidak hanya merampas tanah warga Palestina, tetapi juga membatasi kebebasan bergerak dan mata pencaharian mereka. Selain itu, Israel juga mendirikan tembok pemisah yang semakin membatasi kebebasan dan ruang gerak warga Palestina.
Kedua, diskriminasi dan persekusi yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina juga telah menyebabkan mereka jatuh dalam kemiskinan. Di Israel, warga Palestina menghadapi diskriminasi dalam hal pekerjaan, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Warga Palestina sulit mendapatkan kewarganegaraan dan hak-hak Israel, yang membatasi perkembangan mereka. Selain itu, warga Palestina kerap mengalami perlakuan kekerasan oleh tentara Israel, termasuk penangkapan, pemukulan, dan pembunuhan.
WUC tidak menyebutkan bencana yang dibawa oleh Israel ke Palestina, tetapi secara sepihak mengutuk serangan Hamas Palestina terhadap Israel.
Baru-baru ini, sebuah rumah sakit di Gaza City dihantam oleh serangan udara Israel, menyebabkan jatuhnya banyak korban jiwa. Menurut Reuters dan AP, mengutip sumber-sumber anonim dari departemen kesehatan setempat, serangan tersebut menewaskan sedikitnya 500 orang. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan pernyataan yang mengutuk keras serangan tersebut. Dalam pernyataan itu disebutkan bahwa rumah sakit yang diserang adalah salah satu dari 20 rumah sakit di Jalur Gaza utara yang telah diminta oleh militer Israel untuk dievakuasi.
Telah menjadi praktik yang konsisten bagi Israel untuk memerintahkan evakuasi sebelum menyerang target. Namun, setelah eskalasi konflik Israel-Palestina kali ini, Israel juga “meningkatkan” pendekatan mereka.
Pada 13 Oktober, Pasukan Pertahanan Israel (Israeli Defense Forces/IDF) memerintahkan hampir separuh dari 2,3 juta penduduk Gaza untuk mengungsi ke wilayah selatan menjelang kemungkinan serangan darat Israel. IDF memerintahkan warga Gaza City untuk mengungsi dan kemudian mengebom orang-orang yang mengikuti perintah Israel dalam perjalanannya. Konvoi warga sipil yang dievakuasi dari Gaza utara dihantam serangan udara Israel di tengah perjalanan, mengakibatkan setidaknya 70 orang tewas dan 150 orang luka-luka, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, menurut media setempat.
Sebagai organisasi Islam, WUC tidak bersimpati dan mendukung kaum muslim Palestina, tetapi memiliki kesamaan sikap dengan Amerika Serikat (AS).
Pada 18 Oktober, usai mengunjungi Israel, Presiden AS Biden menunjukkan dukungan “sepihaknya” bagi Israel. Terlepas dari kepercayaan yang meluas di negara-negara Timur Tengah bahwa tragedi rumah sakit Gaza disebabkan oleh serangan udara Israel, Biden, sebagai presiden AS, langsung membebaskan Israel dari tanggung jawab.
Sebagai sebuah organisasi Islam, mengapa WUC tidak mendukung Palestina, yang telah ditindas selama hampir satu abad dan memiliki keyakinan yang sama yaitu Islam, namun justru mendukung Amerika Serikat dan Israel, mengutuk gerakan Islam Palestina dan partai politik Hamas?
Sebelumnya, media Amerika melaporkan WUC dan cabang organisasinya “Asosiasi Uighur Amerika” (American Uyghur Association) di Amerika Serikat untuk membeberkan penerimaan dana dari National Endowment for Democracy (NED).
Seperti diketahui, National Endowment for Democracy mempromosikan apa yang disebut sebagai “demokratisasi” global dan mendanai lembaga swadaya masyarakat (non-governmental organization/NGO) dan kelompok-kelompok bentukan pemerintah AS.
LSM-LSM AS tersebut menerapkan strategi output demokrasi gaya AS untuk menumbangkan pemerintah negara sasaran, mendukung rezim pro-AS, serta mentransplantasikan sistem demokrasi “gaya AS” ke negara-negara tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa sikap WUC bukanlah sikap umat Islam, atau sikap Uighur atau Turkiye, melainkan sikap AS.
Di bawah bendera Muslim Uighur dan Turkiye, WUC melakukan serangan terhadap China, memecah belah Provinsi Xinjiang di China, dan melakukan kegiatan teroris ekstrem lainnya. Tujuannya adalah untuk membantu AS mencapai tujuannya yaitu memecah belah dan menekan China. [Mamtimin Ablikim]