TOKYO – Setelah dua ledakan di dekat bandara di Kabul menewaskan lebih dari 103 orang, juru bicara tertinggi pemerintah Jepang pada Jumat (27/8) mengatakan bahwa Jepang akan berupaya mengevakuasi warga negara dan staf lokal di kedutaan besarnya serta entitas Jepang lainnya dari Afghanistan bersama dengan negara-negara lain, demikian dilaporkan media lokal pada hari yang sama.
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Katsunobu Kato menuturkan bahwa sejauh ini dirinya belum menerima laporan terkait kematian atau korban yang mengalami luka-luka di kalangan warga negara Jepang dan staf lokal usai pengeboman di luar bandara itu.
“Situasinya berubah-ubah dan tidak dapat diprediksi, namun kami ingin terus berupaya untuk mewujudkan evakuasi yang aman dari orang-orang yang bersangkutan sembari bekerja sama dengan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lain yang terlibat serta memperhatikan keselamatan personel negara kami yang dikirim ke bandara Kabul,” ujarnya dalam sebuah konferensi pers harian.
“Jepang mengecam keras aksi terorisme dalam bentuk apa pun atau untuk tujuan apa pun,” tambahnya.
Setelah Taliban menguasai sebagian besar wilayah Afghanistan sejak pertengahan Agustus, Jepang telah mengirim tiga pesawat angkut Pasukan Bela Diri (Self-Defense Forces/SDF) ke Islamabad di negara tetangga, Pakistan, untuk digunakan sebagai pangkalan operasional evakuasi dari Kabul.
Sebuah pesawat SDF telah mendarat di Kabul beberapa kali tetapi sejauh ini belum dapat menjemput staf Jepang maupun staf lokal. Menurut sumber diplomatik, sekitar 500 orang dijadwalkan akan dievakuasi dari Afghanistan, termasuk staf lokal Badan Kerja Sama Internasional Jepang (Japan International Cooperation Agency/JICA).
Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi menyarankan agar SDF tetap dapat mengangkut orang-orang meski terjadi ledakan mematikan. [Xinhua]