CANBERRA – Misi evakuasi Australia dari Afghanistan telah berakhir, demikian disampaikan pihak otoritas pada Jumat (27/8).
Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton pada Jumat mengonfirmasi bahwa para tentara Australia telah meninggalkan Afghanistan sebelum serangan bom mematikan di bandara Kabul.
Peristiwa bom bunuh diri yang terjadi pada Kamis (26/8) malam waktu setempat itu menewaskan puluhan orang, termasuk 13 tentara Amerika.
Pemerintah Australia belum dapat mengonfirmasi apakah ada warga Australia atau pemegang visa yang terluka, kata media setempat.
“Tak lama sebelum serangan itu, saya dapat mengonfirmasi bahwa tentara Australia dan para personel kami yang tersisa sudah berangkat meninggalkan Kabul dan saya sangat bersyukur karena saat ini mereka dalam keadaan aman,” tutur Dutton.
Pasukan Pertahanan Australia dan Selandia Baru telah menerbangkan lebih dari 4.000 orang keluar dari Kabul.
Dutton mengatakan kepada media setempat bahwa ada “informasi intelijen yang sangat jelas” bahwa serangan lanjutan berpotensi terjadi. Namun, keputusan untuk meninggalkan Kabul masih menjadi keputusan yang sulit.
“Itu situasi yang mustahil, karena ada informasi intelijen yang jelas bahwa jika kami membiarkan para tentara tetap di sana dengan serangan teroris yang hampir pasti akan terjadi, kami akan kehilangan … banyak nyawa tentara Australia,” katanya. “Itu bukan risiko yang siap kami hadapi.” [Xinhua]