KUALA LUMPUR, 12 Desember (Xinhua) — Malaysia meluncurkan sebuah kantor nasional di Kuala Lumpur pada Kamis (12/12) untuk mengatur dan merumuskan kebijakan sektor kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang sedang berkembang pesat di negara itu, dengan tujuan untuk mengukuhkan Malaysia sebagai pusat AI regional.
Kantor AI Nasional (National AI Office/NAIO) merupakan inisiatif strategis di bawah Kementerian Digital Malaysia yang didirikan untuk memosisikan Malaysia sebagai pemimpin regional dalam bidang AI sekaligus penggerak transformasi digital global, ungkap Menteri Digital Malaysia Gobind Singh Deo dalam sebuah pernyataan usai acara peluncuran kantor tersebut.
“Bertugas menumbuhkan inovasi, memajukan kolaborasi lintas sektor, dan mengintegrasikan AI ke dalam kerangka kerja pemerintahan, industri, dan kemasyarakatan, NAIO ditujukan untuk mengatasi tantangan lokal maupun global sambil mendorong pembangunan berkelanjutan,” ujar Gobind.
NAIO akan memimpin berbagai upaya dalam penelitian, pengadopsian, dan komersialisasi AI untuk menggenjot ekonomi digital dan meningkatkan layanan publik, imbuhnya.
Gobind menuturkan bahwa NAIO juga akan berupaya memastikan setiap lapisan masyarakat dapat menikmati manfaat AI.
“Bayangkan sebuah negara di mana AI membantu nelayan dalam menentukan lokasi terbaik untuk menangkap ikan, petani dapat mengoptimalkan penggunaan lahan dan meningkatkan hasil panen perkebunan, sementara otoritas lokal dapat secara proaktif menanggulangi bencana alam. Hal ini merupakan inovasi transformatif yang menjadi komitmen NAIO,” urai Gobind.
Dalam setahun terakhir, Malaysia menjelma sebagai destinasi investasi regional teratas dalam sejumlah industri teknologi tinggi, menarik investasi untuk pusat-pusat data serta proyek-proyek berbasis awan (cloud) dan AI.
Menurut Otoritas Pengembangan Investasi Malaysia, investasi senilai 71,1 miliar ringgit (1 ringgit = Rp3.589) untuk sektor informasi dan komunikasi di negara tersebut telah tercatat selama sembilan bulan pertama 2024. Selesai