HONG KONG – China memainkan peran utama dalam mengatasi kesenjangan yang melebar terkait distribusi vaksin COVID-19 antara negara-negara kaya dan miskin, tulis sebuah artikel opini yang dipublikasikan oleh harian South China Morning Post baru-baru ini.
China akan berupaya menyediakan 2 miliar dosis vaksin COVID-19 untuk dunia pada tahun ini dan menyumbangkan 100 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp14.369) untuk program COVAX, kata Presiden China Xi Jinping pada Kamis (5/8) melalui pesan tertulis pada pertemuan pertama Forum Internasional Kerja Sama Vaksin COVID-19, yang diselenggarakan bersama oleh 23 negara via tautan video.
Dalam forum itu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyampaikan bahwa tambahan 11 miliar dosis vaksin diperlukan untuk menginokulasi 70 persen populasi dunia guna melawan penyakit tersebut, menurut artikel itu.
Ada kekhawatiran yang meningkat soal kesenjangan tingkat inokulasi di seluruh dunia, ungkap artikel itu. Lebih lanjut dipaparkan bahwa Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada pekan lalu menuturkan negara-negara berpendapatan tinggi telah menyuntikkan hampir 100 dosis untuk setiap 100 orang, dibandingkan dengan hanya 1,5 dosis untuk setiap 100 orang di negara-negara miskin.
Dalam forum yang sama, Anggota Dewan Negara sekaligus Menteri Luar Negeri China Wang Yi juga menyampaikan bahwa China akan meningkatkan bantuan vaksin ke negara-negara berkembang, termasuk melalui transfer teknologi dan kerja sama di sektor produksi.
“China menjadi penyedia vaksin utama selama pandemi ini, terutama melalui vaksin Sinovac dan Sinopharm buatannya yang sudah dimasukkan ke dalam daftar penggunaan darurat WHO,” kata artikel itu. [Xinhua]