WARTABUANA – Namibia pada Rabu (2/12) mengatakan pihaknya melelang 170 gajah liar untuk meredam konflik antara manusia dan gajah serta mengurangi populasi mamalia darat terbesar di dunia itu.
Kementerian Lingkungan Hidup, Kehutanan dan Pariwisata Namibia memasang iklan di harian berbahasa Inggris yang dikelola negara, New Era. Dalam iklan tersebut, disebutkan bahwa penjualan gajah-gajah liar “bernilai tinggi” juga dipicu oleh kekeringan yang tak berkesudahan.
Peserta lelang yang berniat mengekspor hewan-hewan itu harus menyediakan bukti resmi bahwa otoritas konservasi dari masing-masing pihak akan mengizinkan mereka mengekspor gajah.
Para pembeli juga wajib memastikan bahwa persyaratan dari Konvensi Perdagangan Spesies Terancam Punah Internasional dipenuhi oleh negara pengekspor maupun pengimpor agar jual beli tersebut dapat disetujui.
Semua penawaran untuk gajah-gajah itu harus diajukan dalam amplop bersegel ke kementerian tersebut sebelum 29 Januari 2021, menurut iklan itu.
Namibia mendapat dukungan dari masyarakat internasional untuk gerakan konservasi yang mendongkrak pertumbuhan populasi gajahnya dari hanya 7.500 lebih pada 1995 menjadi 24.000 ekor tahun lalu, menurut data pemerintah.
Pada Oktober, negara tersebut menjual 70 kerbau betina dan 30 kerbau jantan dari Taman Dataran Tinggi Waterberg di Namibia tengah dalam upaya meringankan tekanan terkait tanah penggembalaan.[xinhua]