PHNOM PENH – Provinsi Hainan di China selatan pada Rabu (22/2) menggelar sebuah forum di Phnom Penh untuk mempromosikan Pelabuhan Perdagangan Bebas Hainan kepada para pejabat, pengusaha dan eksportir Kamboja.
Acara ini dihadiri oleh sekitar 170 pejabat dan pelaku bisnis dari Kamboja dan China.
Berbicara dalam acara tersebut, Wakil Gubernur Hainan Shen Danyang mengatakan Hainan dan Kamboja menikmati kedekatan geografis, yang sangat nyaman untuk pertukaran ekonomi dan perdagangan serta interaksi antar individu.
Dia menyoroti kebijakan yang menguntungkan dan potensi investasi di Pelabuhan Perdagangan Bebas Hainan dan juga memperkenalkan pertanian efisiensi tinggi tropis Hainan serta pengembangan industri pariwisata dan budayanya kepada para peserta.
Sok Sopheak, Sekretaris Kementerian Perdagangan Kamboja, mengatakan ini merupakan pertemuan bisnis Kamboja-China pertama setelah China baru-baru ini mengoptimalkan strategi anti-COVID-19 dan melanjutkan tur kelompok ke luar negeri.
Dia memuji perkembangan ekonomi China, mengatakan bahwa China masih menjadi mesin pertumbuhan global.
“Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI) tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi dan perdagangan China, tetapi juga membantu meningkatkan konektivitas dan kerja sama dalam infrastruktur ekonomi, investasi dan keuangan, serta pertukaran individu antar negara di kawasan dan di dunia,” tuturnya. “BRI memberikan manfaat bersama dan hasil yang saling menguntungkan bagi semua.”
“Bagi Kamboja, banyak pencapaian di bawah BRI dicapai di Kamboja seperti (pembangunan) jalan, jembatan, pembangkit listrik, bandara, pelabuhan, dan kawasan industri,” imbuhnya.
Sopheak mengungkapkan keyakinannya bahwa volume perdagangan dan investasi Kamboja-China akan lebih besar di tahun-tahun mendatang berkat pakta perdagangan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) dan Perjanjian Perdagangan Bebas Kamboja-China, yang keduanya mulai berlaku per 1 Januari 2022.
Dalam acara tersebut, dua kesepakatan ditandatangani yang meliputi peningkatan kerja sama industri dan penanaman modal dalam budidaya lada.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Phnom Penh. (XHTV)