JUDUL: Produksi makanan laut air asin bawa kemakmuran bagi peternak di Provinsi Gansu, China
SHOOTING TIME: 28 April 2024
DATELINE: 29 April 2024
DURASI: 00:02:00
LOKASI: LANZHOU, China
KATEGORI: EKONOMI
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan area akuakultur di wilayah Jingtai
2. SOUNDBITE 1 (Bahasa Mandarin): ZHOU JINCHENG, Manajer umum di Jingtai Jincheng Agricultural Science and Technology Development Co., LTD.
3. Berbagai cuplikan area akuakultur di wilayah Jingtai
4. SOUNDBITE 2 (Bahasa Mandarin): SUN PENG, Teknisi di Jingtai Jincheng Agricultural Science and Technology Development Co., LTD.
5. Berbagai cuplikan area akuakultur di wilayah Jingtai
STORYLINE:
Para peternak di wilayah Jingtai, Provinsi Gansu, China barat laut, sibuk bekerja di tambak mereka seiring meningkatnya produksi makanan laut air asin di daerah pedalaman ini dalam beberapa tahun terakhir.
Enam kota di wilayah Jingtai mulai mengembangkan akuakultur pada 2016 sebagai alternatif dari pertanian tradisional karena salinisasi menyebabkan tanah tidak lagi subur.
SOUNDBITE 1 (Bahasa Mandarin): ZHOU JINCHENG, Manajer umum di Jingtai Jincheng Agricultural Science and Technology Development Co., LTD.
“Komposisi air laut berbeda dengan komposisi tanah di sini. Air laut memiliki jumlah mikronutrien yang berbeda. Air salin-alkali lokal berbeda dengan air laut, jadi kami harus melakukan desalinasi air guna menjadikan air itu lebih sesuai untuk produksi makanan laut. Kami juga melakukan upaya teknologi untuk menjamin kualitas air dan formula pembiakan.”
SOUNDBITE 2 (Bahasa Mandarin): SUN PENG, Teknisi di Jingtai Jincheng Agricultural Science and Technology Development Co., LTD.
“Saya sudah bekerja di sini sejak 2019. Saya menguasai berbagai teknik, termasuk desalinasi air salin-alkali, budi daya udang, dan budi daya tambak. Penghasilan bulanan saya meningkat dari sebelumnya 3.000 yuan (1 yuan = Rp2.242) menjadi 6.000-8.000 yuan saat ini.”
Luas area akuakultur di wilayah Jingtai mencapai hampir 1.000 hektare, dan nilai output produk akuatiknya mencapai lebih dari 54 juta yuan pada 2023.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Lanzhou, China.
(XHTV)