JUDUL: Perjuangan seorang ibu pengungsi di Gaza di tengah konflik Israel-Hamas
SHOOTING DATE: 25 Desember 2023
DATELINE: 31 Desember 2023
DURASI: 00:02:03
LOKASI: GAZA, Palestina
KATEGORI: MASYARAKAT/POLITIK
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan kehidupan Iman Al-Masry
2. SOUNDBITE 1 (Bahasa Arab): IMAN AL-MASRY, Warga Gaza
3. SOUNDBITE 2 (Bahasa Arab): SHOROUQ AL-MASRY, Warga Gaza, Saudara perempuan Iman
STORYLINE:
Di Jalur Gaza, Iman Al-Masry, seorang ibu berusia 29 tahun, berlindung di sebuah sekolah di Deir el-Balah setelah terpaksa mengungsi bersama ketiga bayinya yang baru lahir.
Di dalam sebuah ruang kelas di sekolah itu, dia membuat rumah sementara bagi anak-anaknya. Sementara itu, bayi keempatnya dirawat di kamar anak sebuah rumah sakit di kamp pengungsi Nuseirat.
Al-Masry termasuk di antara 1,9 juta warga Gaza yang terpaksa meninggalkan rumah mereka di Jalur Gaza akibat konflik antara tentara Israel dan Hamas.
Dia meninggalkan rumahnya di Beit Hanoun di Gaza utara, pada hari kelima konflik yang pecah pada 7 Oktober itu.
SOUNDBITE 1 (Bahasa Arab): IMAN AL-MASRY, Warga Gaza
“Kami mengungsi dari Beit Hanoun ke Jabalia, lalu mengungsi ke Deir al-Balah akibat pengeboman. Sulit untuk mencapai tempat ini karena saat itu, saya sedang mengandung empat anak (kembar empat).
Tidak ada perawatan, tidak ada obat, tidak ada makanan dan minuman bagi seorang wanita yang baru saja melahirkan empat orang anak.
Saya harus meninggalkan rumah sakit segera setelah melahirkan. Saya tidak tidur di sana. Rumah sakit tidak mampu memberikan perawatan, obat-obatan, atau obat penghilang sakit.
Setelah saya melahirkan anak kembar empat, saya meninggalkan rumah sakit dengan hanya membawa tiga anak karena anak keempat berada dalam kondisi buruk dan harus menjalani perawatan di rumah sakit.
Saya tidak punya uang untuk membeli susu formula bayi yang direkomendasikan oleh dokter untuk anak-anak ini, dan popok untuk anak-anak seusia mereka tidak tersedia.”
SOUNDBITE 2 (Bahasa Arab): SHOROUQ AL-MASRY, Warga Gaza, Saudara perempuan Iman
“Kami menderita karena kondisi kehidupan yang sulit. Tidak ada tempat penampungan yang layak bagi anak-anak yang tidak mendapat ASI yang baik. Sulit untuk mendapatkan makanan untuknya (Iman) agar dia bisa menyusui.
Anak-anak ini menderita karena kelangkaan pangan dan perang. Dulu, kami hidup aman di rumah kami, namun situasinya kini makin memburuk. Dulu, kami hidup dalam damai. Setidaknya kami bisa menyediakan makanan untuk anak-anak.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Gaza, Palestina.
(XHTV)