JINZHONG – Sejak mengumumkan targetnya untuk mencapai puncak emisi karbon dioksida sebelum 2030 dan mencapai netralitas karbon sebelum 2060, China telah melakukan berbagai upaya luar biasa untuk memenuhi target tersebut.
Salah satu kemajuan terbaru dalam hal energi bersih datang dari Shanxi, provinsi yang kaya batu bara di negara itu. Produsen mobil China Geely mengirimkan sejumlah sedan hybridmetanol ke pasar di Kota Jinzhong pada akhir Agustus tahun ini.
Metanol, yang secara luas dianggap sebagai bahan bakar yang bersih dan berkelanjutan, dapat mengurangi emisi berbahaya secara signifikan dan membantu memperbaiki kondisi lingkungan, terutama bila diaplikasikan pada kendaraan berat, alih-alih solar.
YAO CHUNDE, Profesor di Universitas Tianjin:
“Metanol bisa menjadi sama efektifnya dengan bahan bakar berbasis minyak bumi. Sekitar 60 persen bahan bakar minyak digunakan untuk mobil. Jadi jika kita mengganti sebagian konsumsi bahan bakar tersebut dengan metanol, itu akan meningkatkan ketahanan energi negara kita di masa depan.”
Seiring bahan bakar metanol banyak digunakan pada mobil penumpang dan kendaraan komersial, hal itu juga akan mendorong kemakmuran dan perkembangan bisnis di seluruh rantai industri.
SONG ZHAOHUAN, CBO, Geely New Energy Commercial Vehicle Group:
“Kendaraan berbahan bakar metanol bersifat bersih, efisien, berbiaya rendah, dan dapat menciptakan nilai ekonomi yang sangat tinggi dalam proses aplikasinya. Penerapan ekstensif dari kendaraan berbahan bakar metanol dapat meningkatkan penggunaan bahan bakar metanol secara luas, sehingga mendorong pengembangan menyeluruh di industri yang melibatkan manufaktur, penyimpanan, dan transportasi bahan bakar itu. Dengan demikian, ekologi industri yang lengkap dengan volume ekonomi yang besar dapat terbentuk.”
Menurut Administrasi Energi Nasional China, persentase konsumsi batu bara di China turun dari 65,8 persen pada 2014 menjadi 56 persen pada 2021, penurunan tercepat dalam sejarah.
Sementara itu, persentase konsumsi energi bersih naik dari 16,9 persen menjadi 25,5 persen pada periode yang sama, menyumbangkan lebih dari 60 persen terhadap peningkatan konsumsi energi.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Jinzhong, China. (XHTV)