TUNIS – Kejaksaan Tunisia pada Selasa (20/9) menahan Ali Larayedh, mantan perdana menteri (PM) negara tersebut, karena dirinya dicurigai mengirim jihadis ke Suriah.
Pihak kejaksaan memutuskan untuk menahan Larayedh setelah mantan PM yang juga menjabat sebagai wakil ketua Partai Ennahdha tersebut diinterogasi selama berjam-jam oleh tim penyidik dari Kementerian Dalam Negeri Tunisia terkait dugaan bahwa dirinya mengirim jihadis ke Suriah, kata pengacara Larayedh, Samir Dilou, dalam sebuah pernyataan.
Larayedh, yang menjabat sebagai perdana menteri mulai 2013 hingga 2014, akan menjalani persidangan di Pusat Yudisial untuk Pemberantasan Terorisme (POLE) di Tunis, ibu kota negara tersebut, pada Rabu (21/9), imbuh Dilou.
Persidangan untuk kasus yang sama juga telah dijadwalkan untuk Rachid Ghannouchi, pemimpin Partai Ennahdha sekaligus ketua parlemen yang telah dibubarkan, lanjut Dilou.
Ennahdha, yang juga dikenal sebagai Partai Kebangkitan, membantah keras tuduhan tersebut, menurut laporan media setempat.
Sejumlah penahanan yang terjadi baru-baru ini juga melibatkan mantan direktur jenderal perbatasan dan warga negara asing, seorang mantan pejabat keamanan di Bandar Udara Internasional Tunis-Carthage, serta empat agen keamanan, yang seluruhnya dicurigai terlibat dalam jaringan pengiriman warga Tunisia ke lokasi-lokasi yang menjadi pusat ketegangan dan terorisme di luar negeri.
Menurut perkiraan resmi, sekitar 6.000 warga Tunisia melakukan perjalanan ke Suriah dan Irak dalam satu dekade terakhir untuk bergabung dengan kelompok-kelompok jihadis, termasuk ISIS.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Tunis. (XHTV)