JUDUL: Makan di luar jadi sebuah kemewahan di Turkiye karena lonjakan harga restoran
SHOOTING TIME: 29 April 2024
DATELINE: 30 April 2024
DURASI: 00:04:06
LOKASI: Ankara
KATEGORI: EKONOMI
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan orang-orang di jalan, di kafe dan restoran di Turkiye
2. SOUNDBITE 1 (Bahasa Turkiye): YUNUS ATAMAN, Karyawan swasta
3. SOUNDBITE 2 (Bahasa Turkiye): YAZGI SECKIN, Pelajar
4. SOUNDBITE 3 (Bahasa Turkiye): DINCER KARADOGU, Pemilik kafe di Ankara
STORYLINE:
Bagi masyarakat Turkiye yang terdampak parah oleh inflasi yang tak terkendali dalam beberapa tahun terakhir, pergi ke kafe atau restoran sudah menjadi sebuah kemewahan.
Dengan inflasi tahunan yang mencapai hampir 70 persen, harga semua barang konsumsi di negara itu terus meningkat dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Restoran dan tempat makan pada umumnya juga menaikkan harga menu mereka.
SOUNDBITE 1 (Bahasa Turkiye): YUNUS ATAMAN, Karyawan swasta
“Saya bahkan tidak bisa membayangkan makan di luar lagi. Dahulu, saya dan keluarga pergi ke restoran untuk bersantap. Sekarang, harga makanan yang sama setidaknya 2.500 lira (1 lira = Rp501). Jumlah ini sangat besar, mempertimbangkan standar pendapatan kami. Kami sangat tidak puas dengan situasi ini. Tidak ada kendali atas harga-harga ini.”
SOUNDBITE 2 (Bahasa Turkiye): YAZGI SECKIN, Pelajar
“Saya merasa sangat tidak senang dengan keadaan perekonomian saat ini. Hal ini berdampak pada saya secara pribadi. Sebagai pelajar, saya tidak bisa lagi membeli makan siang setiap hari.
Harga-harga di kafe dan restoran melonjak tinggi. Hanya dalam setahun terakhir, harganya melonjak tinggi. Ketika kami akhirnya mengunjungi kafe untuk makan siang, kami harus memilih antara makanan atau kopi, tidak mampu membeli keduanya. Kadang, kami akhirnya keluar dengan tangan kosong.”
Baru-baru ini, ribuan pengguna media sosial menyerukan boikot terhadap pemilik usaha yang mengeksploitasi kondisi ekonomi, dengan mengatakan bahwa inflasi diciptakan untuk menetapkan harga yang selangit.
Sebaliknya, para pemilik restoran membela diri dengan mengatakan bahwa biaya makanan dan tenaga kerja telah memaksa mereka menaikkan harga menu.
SOUNDBITE 3 (Bahasa Turkiye): DINCER KARADOGU, Pemilik kafe di Ankara
“Mereka (pedagang grosir) mendapatkan harga yang rendah dari produsen tetapi menjualnya dengan harga tinggi kepada kami. Kami tidak suka menaikkan harga karena akan membuat pelanggan takut. Keuntungan saya menurun dibandingkan tahun lalu. Saya menaikkan harga tetapi keuntungan saya menurun. Gaji tenaga kerja naik drastis, begitu juga dengan harga listrik dan sewa. Kami dituduh menaikkan harga, tetapi percayalah, ini bukan kesalahan kafe atau restoran, tetapi kesalahan pedagang grosir yang meminta harga selangit.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Ankara.
(XHTV)