ISTANBUL – Curah hujan yang minim mengakibatkan kekeringan parah di seluruh Turkiye, terutama di wilayah barat dan barat laut yang padat penduduk, menurut data yang dirilis pada Kamis (5/1).
Curah hujan selama periode 1 Oktober 2022 hingga 3 Januari 2023 turun 31 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya di seluruh penjuru negeri, kata Layanan Meteorologi Negara Turkiye.
Dengan penurunan curah hujan sebesar 51,8 persen jika dibandingkan dengan standar musiman, Istanbul, kota berpenduduk lebih dari 16 juta jiwa, merasakan dampak terparah di antara pusat-pusat kota besar lainnya di Turkiye.
Kota Istanbul pada Jumat (6/1) melaporkan bahwa Bendungan Alibeykoy, salah satu sumber air utama di Istanbul, terdampak parah dengan kapasitas yang hanya terisi 18,29 persen.
Ankara, ibu kota sekaligus kota terbesar kedua di Turkiye, mengalami penurunan curah hujan sebesar 36,4 persen, sementara kota pelabuhan Aegea Izmir mencatat penurunan 41,7 persen, tunjuk data dari layanan meteorologi itu. Konya, “lumbung pangan” Turkiye di wilayah Anatolia tengah, mengalami penurunan sebesar 50,3 persen.
Bahkan wilayah Laut Hitam di utara, yang secara tradisional merupakan wilayah dengan curah hujan tertinggi, mengalami penurunan sebesar 17,6 persen, menurut data tersebut.
Dalam sebuah pernyataan video baru-baru ini, para pejabat dari Serikat Kamar Pertanian Turkiye mengatakan bahwa di 60 dari 81 kota, curah hujan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pertanian.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Istanbul, Turkiye. (XHTV)
