BEIJING – China akan mengirimkan sebuah batchbahan bantuan bencana ke Tonga pascaletusan gunung berapi dahsyat atas permintaan negara kepulauan Pasifik Selatan tersebut, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian pada Selasa (18/1).
ZHAO LIJIAN, Juru Bicara (Jubir) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China:
“China mengikuti dengan saksama dampaknya pada kehidupan dan mata pencaharian masyarakat di Tonga. Kami merasakan apa yang masyarakat alami untuk memastikan dan membantu orang-orang mengatasi kesulitan. China telah memutuskan untuk menyediakan air minum dan pasokan yang diperlukan untuk membantu masyarakat mengatasi kesulitan. Dan ketika situasinya memungkinkan, kami akan memastikan pengirimannya mencapai negara itu sesegera mungkin.”
Menurut juru bicara itu, tidak ada korban dari warga negara China yang dilaporkan sejauh ini.
“Dalam masa-masa sulit, China selalu berdiri bersama rakyat kami. Pemerintah China sangat mementingkan keamanan rakyat, warga negara China, dan institusi kami di Tonga. Kedutaan besar kami telah merilis peringatan keamanan setelah terjadi bencana gunung berapi dan tsunami. Pascaletusan gunung berapi, kedutaan besar kami meluncurkan mekanisme kontingensi sebagai langkah pertama. Sejauh ini, tidak ada laporan korban jiwa dari warga (China). Sebelumnya, kedutaan besar kami di sana membantu seorang warga China untuk menghubungi kerabatnya yang kehilangan kontak karena gangguan komunikasi dan memastikan keamanannya. Selain itu, kedutaan besar juga menghubungi Universitas Liaocheng Shandong melalui telepon satelit dan diberitahu bahwa tiga pengajarnya yang berada di sana semuanya dalam keadaan aman. Kementerian Luar Negeri dan kedutaan besar kami di sana akan terus memantau dengan saksama situasi warga China di Tonga dan memberikan bantuan perlindungan konsuler secara tepat waktu. Pada saat yang sama, kami mengingatkan warga China di Tonga dan negara-negara tetangga untuk mengikuti dengan saksama peringatan keamanan di negara yang mereka tinggali dan memperkuat perlindungan keamanan mereka.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Beijing. (XHTV)