MARKAS BESAR PBB – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Kamis (15/7) mengimbau semua pihak yang berkonflik untuk menaati Gencatan Senjata Olimpiade (Olympic Truce) selama Olimpiade Tokyo, yang akan dibuka pada 23 Juli nanti.
Sang sekjen menyampaikan seruan tersebut dalam sebuah pesan video prarekaman untuk Olimpiade Tokyo, yang telah tertunda satu tahun karena pandemi COVID-19.ANTONIO GUTERRES, Sekretaris Jenderal PBB: “Dalam beberapa hari ke depan, atlet-atlet dari seluruh dunia akan berkumpul di Jepang untuk mengikuti Olimpiade dan Paralimpiade. Mereka harus melalui banyak rintangan untuk bisa berpartisipasi di tengah pandemi COVID-19. Kita harus menunjukkan kekuatan maupun solidaritas yang sama dalam upaya kita mewujudkan perdamaian dunia.”
“Resolusi Gencatan Senjata Olimpiade adalah seruan tradisional untuk menghentikan perang selama olimpiade berlangsung. Masyarakat dan negara dapat menjadikan jeda sementara ini sebagai upaya mewujudkan gencatan senjata yang abadi dan menemukan jalan menuju perdamaian yang berkelanjutan.”
“Mengupayakan perdamaian dan bersatu demi tujuan bersama jauh lebih penting tahun ini, di saat kita sedang berjuang mengakhiri pandemi dan membangun pemulihan global yang kuat, berkelanjutan, serta inklusif.”
“Saya mengimbau semua pihak yang berkonflik untuk menaati Gencatan Senjata Olimpiade selama Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo, serta memperkuatnya dalam beberapa pekan dan bulan ke depan.”
Tradisi Yunani kuno ekecheiria, atau “Gencatan Senjata Olimpiade”, lahir pada abad ke-8 SM dan berfungsi sebagai prinsip yang disucikan dalam Olimpiade. Pada 1992, Komite Olimpiade Internasional memulai lagi tradisi ini dengan mengimbau semua negara untuk menaati gencatan senjata tersebut.
Melalui resolusi PBB 48/11 tanggal 25 Oktober 1993, Majelis Umum PBB mendesak negara-negara anggota untuk menaati Gencatan Senjata Olimpiade mulai tujuh hari sebelum upacara pembukaan hingga tujuh hari setelah upacara penutupan Olimpiade.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Markas Besar PBB. (XHTV)