Arsitek asal Indonesia Mia Tedjosaputro bekerja sebagai assistant professor di Xi’an Jiaotong-Liverpool University (XJTLU) yang terletak di Kota Suzhou, kota kuno indah sekaligus pusat industri dan teknologi di Provinsi Jiangsu, China timur.
Mia telah berdomisili di China selama hampir sepuluh tahun, yang digambarkannya sebagai sebuah negara besar, beragam, dan nyaman. Wanita itu mengamati perubahan besar di China selama sepuluh tahun terakhir. Dia berharap kerja sama antara China dan Indonesia dapat mendorong kesejahteraan lebih banyak orang.
MIA TEDJOSAPUTRO, Arsitek Indonesia:
“Nama saya Mia. Nama lengkap saya Mia Tedjosaputro. Saya warga negara Indonesia dan telah tinggal di China selama 9,5 tahun terakhir. Saat ini, jabatan saya adalah assistant professordi Xi’an Jiaotong-Liverpool University dan saya bekerja di jurusan arsitektur. Saya datang ke China pada Februari 2013. Saya menyaksikan perkembangan pesat di China. Saya melihat perkembangan besar dan transformasi perkotaan di China, dan pada saat yang sama, saya benar-benar mendapat manfaat dari perkembangan itu.”
“Sebenarnya, saya mulai tertarik dengan bambu tiga tahun yang lalu karena jenis aspek iklim yang dimilikinya. Karena saya berasal dari Indonesia, sebagai arsitek Indonesia dan tinggal di China, saya pikir bambu berlimpah di kedua negara ini. Itu alasan saya mulai mengembangkan bidang pengajaran dan penelitian berdasarkan pemikiran tersebut. Sebagai seorang arsitek, kami adalah pembuat perubahan. Jika kami dapat mendidik generasi arsitek muda kita untuk benar-benar mulai memikirkan situasi darurat iklim ini, maka itu akan menjadi hal yang bermanfaat bagi planet ini juga.”
“Dalam hal penelitian saat ini, jelas saya ingin lebih mendalami bambu, khususnya bambu dan cara penggunaannya, serta mengubahnya menjadi bahan konstruksi yang menjadi agenda saya sekarang. Itu fokus penelitian saya di XJTLU. Saya ingin melihat ini berkembang dan tentu saja ingin melihat hasilnya. Saya rasa pasar di China masih berkembang dalam hal desain bambu.”
“Menurut saya, bukan hanya hubungan ekonomi antara China dan Indonesia, apalagi China jelas memainkan peran vital dalam perekonomian Indonesia sebagai salah satu investor terbesar di Indonesia. Saya telah melihat banyak perusahaan baru Indonesia yang juga ingin memulai bisnis di China.”
“Saya berharap kerja sama di masa depan antara China dan Indonesia dapat membuahkan tidak hanya persahabatan, tetapi juga mempererat hubungan dalam perdagangan ekonomi, namun yang terpenting adalah untuk kesejahteraan rakyat.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Nanjing, China. (XHTV)