WARTABUANA – Tulisan Satrio Arismunandar di media sosial tentang Denny Januar Ali, atau biasa disapa Denny JA sempat viral. Pendiri Aliansi Jurnalis Independen (AJI) itu memposisikan Denny JA sebagai sosok intelektual terlengkap yang dimiliki Indonesia.
Menanggapi itu, Denny JA mengaku dirinya terinspirasi oleh generasi the founding fathers: Soekarno, Hatta, Sutan Syahrir, dan Soetomo. Mereka itu wujud dari apa yang disebut Plato dengan Philosopher King. Dalam bahasa populernya, wujud dari pemimpin pemikir, dan pemikir pemimpin.
“Mereka menyatukan kapasitas sebagai pemimpin, aktivis, politisi, dengan kapasitas sebagai pemikir, filsuf, intelektual dan penulis,” ujar Denny JA.
Lebih lanjut Denny menegaskan, namun zaman berubah. Perlu tambahan kapasitas satu lagi: pemimpin, pemikir dan entrepeneur. Kemampuan dan kecerdasan finansial juga dibutuhkan untuk mempunyai dana ekstra jika ingin aktif mandiri di ruang publik. “Inilah mesin yang menggerakkan saya sejak berusia 20 tahun, “ ujar Denny JA.
Dalam tulisannya, Satrio memaparkan, Denny JA adalah potret intelektual paling lengkap, dan paling kaya dimensi dalam sejarah Indonesia. Denny itu Akademisi, Penulis Populer, Aktivis, Politikus, Penyair, Pengusaha, Pembuat Film, Spiritualis dan Dermawan
Masih dalam tulisan tersebut diungkap, selama 20 tahun terakhir, Denny JA aktif bergerak di lima bidang sekaligus. Hebatnya di lima bidang itu, ia sampai ke puncak. Ia meletakkan tradisi baru.
Satrio memaparkan aktivitas dan pencapaian Denny JA pada lima bidang yang berbeda.
Pertama, di dunia politik, Denny JA founding father konsultan politik Indonesia. Ia mengawinkan politik praktis dan ilmu pengetahuan. Di dunia ini, Ia membuat teori 10 P dalam marketing politik. Pakar lain menyebut Ini Denny JA’s Law of Political Marketing.
Dalam profesi ini, Denny membuat rekor kelas dunia. Ia menjadi konsultan politik pertama dalam sejarah dunia yang ikut memenangkan pemilu presiden empat kali berturut-turut (2004, 2009, 2014, 2019).
Di bidang ini, Denny mendapatkan penghargaan internasional TIME Magazine di tahun 2015, bersama Barack Obama hingga Justine Bieber. Ia memecahkan Guiness World Record bidang pendidikan politik 2018. Juga dari Twitter Inc sebagai the World Golden Tweet di 2009, no 2.
Kedua, di dunia sastra. Denny JA membawa tradisi baru puisi, yang disebutnya puisi esai. Ini gabungan puisi dan makalah ilmiah. Puisi historical fiction yang bercatatan kaki. Kini penulis puisi esai meluas tak hanya di 34 provinsi Indonesia tapi ke Asia Tenggara.
Tak nanggung, di dunia ini Denny JA menciptakan kata baru yang kini masuk dalam kamus resmi bahasa Indonesia. Apa itu puisi esai? Kamus memberikan definisi sebagai genre dalam sastra (ragam sastra) berisi pesan moral dan sosial, dengan Catatan Kaki. Denny pun di tahun 2020 mendapat penghargaan sastra tingkat Asean dan Malaysia.
Tiga, di dunia bisnis, usaha. Dari seorang aktivis kere di tahun 1980an, kini Denny menjelma menjadi pengusaha milyuner.
Menurut Satrio, dalam sejarah intelektual dan aktivis di Indonesia, Denny JA akan dikenang sebagai potret intelektual paling lengkap, paling kaya dimensi. Ia menggabungkan ketinggian pengetahuan, kedalaman spiritualitas, dan kelihaian seorang entrepreneur.
Usahanya meluas dari konsultan politik hingga kuliner, convenience store, perumahan, hotel, perkebunan, hingga bisnis online.
Denny self made milionaire. Ia menjadi milyuner merangkak dari bawah, dari seorang kolumnis kere, merambah ke berbagai sektor.
Di dunia kuliner misalnya, restonya Bunga Rampai mendapat penghargaan Adikarya 2019. Resto itu dianggap resto terbaik fine dining Indonesia. Resto itu lima tahun berturut-turut mendapat kehormatan mewakili Asia menyediakan makanan bagi pemimpin dunia di World Economiy Forum (2015-2019)
Empat di dunia akademis dan intelektual publik. Denny juga tetap sempat menulis di jurnal akademik internasional (Peer Reviewed/Scholarly Journal). Ia punya lembaga riset: LSI Denny JA.
Sebagai penulis, Denny sudah menulis 55 judul buku. Ia sangat produktif. Tak nanggung pula, Ia menulis buku untuk tema yang beragam, mulai dari Politik, Ekonomi, Psikologi, Filsafat, Agama, Sastra hingga Film.
Beberapa bukunya bahkan dalam level menciptakan teori baru seperti untuk marketing politik, sastra dan spiritualitas.
Kelima, di dunia spiritualitas. Denny JA membawa angin segar mempopulerkan spirituality of happiness, spiritualitas dengan narasi ilmu pengetahuan.
Menurut Denny, semua homo sapiens, apapun agama, asal negara, etnis, gender, pendidikan, status ekonomi, semua dapat hidup bermakna jika menerapkan mindset dan habit 3P + 2 S.
Yaitu memiliki Personal Relationship yang hangat, Positivity (sikap hidup positif), Passion (bekerja dengan cinta), Small Winning (menciptakan kemenangan kecil dalam hidupnya), dan Spiritual Blue Diamond.
Melalui Spiritual Blue Diamond, Denny mengambil inti sari ajaran banyak agama ditambah stoick philosophy: Virtue/ kebajikan, power of giving dan oneness (kesatuan manusia dan alam).
Kini buku spiritualitas Denny JA menjadi referensi sebuah training yang sedang disusun untuk sosialisasi hidup bahagia plus meditasi.
Satrio juga menganalisa. Apa yang membuat Denny JA seperti itu? Mengapa ia dapat mengerjakan lima bidang yang sangat berbeda? Dan lima bidang itu, ia sampai pada puncak?
Satrio mengutip Doktor filsafat dan teologi, Joas Adiprasetya. Joas menyebut Denny JA memiliki brainforest mind. Ia mengutip seorang pakar Paula Prober yang meneliti banyak anak anak yang jenius, dengan personality yang kompleks.
Satrio mengamini Joas Adiprasetya, seorang pribadi yang mampu mengerjakan lima bidang sekaligus dan membuat prestasi gemilang di lima bidang itu pastilah seorang jenius.
Satrio mengaku, sudah hampir 40 tahun mengenal Denny JA. Menurut Satrio, ada sisi lain yang unik dari Denny JA.
Denny sangat tahan cercaan. Sangat tahan dibully. Ujarnya, pujian dan hujatan sama indahnya. Satrio menyaksikan sendiri bahkan kepada seseorang yang sangat menyerangnya di publik, Denny tetap baik dan menolong.
Lebih dari sekedar memiliki brainforest mind, Satrio menganalisa Denny sudah kokoh dengan filsafat hidup yang membuatnya seolah meletakkan hati di puncak gunung. Peristiwa sosial, peristiwa pribadi, hanya diletakkanya di lereng gunung, yang tak mengganggu hatinya, spiritnya.
Menurut Satrio, dalam sejarah intelektual dan aktivis di Indonesia, Denny JA akan dikenang sebagai potret intelektual paling lengkap, paling kaya dimensi. Ia menggabungkan ketinggian pengetahuan, kedalaman spiritualitas, dan kelihaian seorang entrepreneur.[]