PHILADELPHIA, WB – Karena dilanda kekhawatiran akan kekerasan penyerangan rumah ibadah, ratusan jemaat sebuah gereja di Newfoundland, Pennsylvania, terpaksa beribadah sambil menyandang senjata.
Tidak tanggung-tanggung para jamaah memegang senjata otomatis AR-15, senjata yang digunakan pelaku dalam pembantaian di Parkland, Florida dua pekan lalu.
Seperti dikabarkan NPR News, para jamaah meyakini bahwa senjata AR-15 itu adalah Rod of Iron atau (batang besi) yang disebut dalam Injil mereka. Bahkan, banyak jemaat mengenakan mahkota terbuat dari peluru seperti yang dikenakan dalam berbagai acara resmi, seperti ibadat perkawinan atau upacara pernikahan.
Acara ibadah yang digelar Rabu itu, tak urung diprotes banyak orang. Beberapa di antaranya berdiri di luar gereja sambil mengingatkan bahwa ibadah membawa senjata itu “Menakutkan komunitas sekitar,” teriak para demonstran. Dan acara kebaktian itu tetap digelar dalam upacara yang disebut sebagai The Cosmic True Parents of Heaven, Earth and Humanity Cheon Il Guk Book of Life Registration Blessing.
Acara peribadatan itu merupakan bagian dari Festival of Grace yang digelar kelompok tersebut. Sabtu nanti, mereka merencanakan acara makan malam sebagai rasa terima kasih kepada Presiden Trump, yang tidak melarang penggunaan senjata api. Trump hanya membatasi pengguna senjata api menjadi diatas 21 tahun.
Menurut harian The Philadelphia Inquirer, ibadah itu digelar oleh kelompok pemeluk agama Kristen Unification Church, yang dipimpin Hyung Jin Sean Moon, putra dari Pendeta Sun Myung Moon dari Korea Selatan pada 1954. Kelompok ini dikenal di dunia karena sering menggelar pernikahan massal yang diikuti ratusan pasangan dan disiarkan di seluruh jaringan televisi dunia. Gereja Unification Church ini memiliki pengikut dari Jepang, Korea Selatan dan Eropa.[]