JAKARTA, WB – Mengingat bahannya pergerakan kelompok Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS) di Indonesia, Panglima TNI pun melakukan latihan Penanggulangan Teror (Gultor).
Berlokasi di Bandara Soekarno Hatta, dalam latihan itu, Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Gabungan TNI berhasil membebaskan sandera dari pimpinan Sierra Militan yang memiliki kemampuan menembak, merakit bom, menguasai medan dan pelolosan serta mengintimidasi masyarakat kampung.
Satgas Gultor TNI melaksanakan aksi penindakan teror dengan berbagai manuver mulai dari infiltrasi hingga pasukan terakhir melaksanakan eksfiltrasi.
Dalam amanat Panglima TNI yang dibacakan oleh Inspektur Jenderal (Irjen) TNI Letjen TNI Syafril Mahyudin menjelaskan bahwa, satu Dasawarsa ke depan, konflik angkatan bersenjata antar negara sangat kecil kemungkinan terjadi.
“Bentuk perang telah berubah dalam bentuk perang terorisme hybrida dan proxy war yang memiliki dimensi fisik dan psikologis yang dilakukan oleh negara atau non Negara,” ujar panglima.
Sasaran pembebasan sandera terbagi dalam tiga lokasi yaitu sasaran pembebasan sandera (Basra) di pesawat dilakukan oleh Tim Aksi Khusus (Aksus) Alpha melaksanakan infiltrasi udara dengan Free Fall Grasstrip Runway Utara.
Sasaran berikutnya gedung Angkasa Pura II oleh Tim Aksus Delta diawali dengan fastrope dan sasaran terakhir Tim Aksus Charlie melaksanakan infiltrasi udara dengan free fall di gedung Shafti Pertamina. Dengan gerakan taktis yang cepat dan tepat, prajurit TNI akhirnya berhasil menewaskan 16 teroris serta berhasil menyelamatkan seluruh sandera sejumlah 79 orang.
“Instrumen internasional telah menjadi pagar terjadinya konflik, namun demikian TNI harus tetap siaga, manakala instrumen internasional tersebut tidak mampu melindungi kedaulatan dan kepentingan nasional”, tandas Panglima.[]