WARTABUANA – Hampir semua orang sepakat , tidur siang pada jam kerja sebagai bentuk kemalasan. Namun faktanya, tidur siang lebih efektif ketimbang mengkonsumsi kafein.
Banyak perusahaan besar menyediakan fasilitas olahraga atau gym pribadi bagi karyawanya. Namun hanya segelintir perusahaan yang memikirkan kebutuhan biologis manusia, yaitu tidur. Mereka mendukung tidur siang dalam budaya kerjanya.
Sebagai contohnya, lihatlah Google dan HubSpot yang memiliki energy pod, sebuah kursi berbentuk gelembung raksasa. Bahkan Mike Volpe dan CMO memberikan karyawannya waktu 20 menit untuk tidur siang agar mereka lebih fokus dan bisa recharge untuk lebih produktif selama sisa hari.
Sebuah penelitian tahun 2008 menunjukkan bahwa tidur siang jauh lebih efektif daripada menenggak kafein. Ternyata tidur siang bisa membuat karyawan lebih produktif dan jujur.
Banyak karyawan di banyak peprusahaan curi-curi waktu untuk tidur siang. Kondisi ini justru akan membuat situasi kerja tidak kondusif. Karyawan lain yang rajin kerja jadi terpengaruh dengan suasana malas. Mereka akan ikut untuk curi-curi waktu tidur.
Dengan membuat tidur siang jadi bagian dari kultur perusahaan pada jam tertentu, secara langsung akan memutus mata rantai kontraproduktif ini. Syaratnya tentu saja, output performa kerja mereka terpenuhi.
Sebuah penelitian NASA menunjukkan bahwa tidur siang selama 26 menit dapat meningkatkan produktivitas sebesar 34% dan kesiapan sebesar 54%. Maka, tidur siang sebelum rapat, atau sebelum presentasi besar, mungkin bisa jadi jawaban untuk karyawan yang lebih fresh selama agenda rapat yang panjang.
Tidur siang belakangan ini cukup populer di kalangan industri teknologi dimana developer seringkali dituntut untuk bekerja selama berjam-jam. Maka, mendukung waktu tidur siang bagi karyawan Anda akan menciptakan atmosfir santai.
Atmosfir seperti ini sangat berpengaruh pada upaya Anda untuk menarik talenta terbaik dan berkompetisi dengan perusahaan-perusahaan yang sudah lebih dulu menawarkan nilai plus seperti game station dan lounge. []