WARTABUANA – Disela hiruk pikuk agenda pemilihan presiden Amerika Serikat, seorang gadis penduduk Gaza Palestina berusia 21 tahun menulis surat terbuka untuk calon presiden Amerika dari Partai Demokrat Hillary Clinton.
Wanita yang mengaku aanggota komunitas “We Are Not Numbers” itu memprotes kenapa Hillary tampaknya hanya peduli pada Israel, dan tidak kepada penderitaan orang-orang Palestina yang justru lebih menderita.
Surat ini diposting dalam bentuk video yang diunggah komunitas “We Are Not Numbers” di saluran Youtube, pada Kamis, 28 Juli 2016 lalu.
Berikut isi surat terbuka itu:
Kepada Hillary Clinton,
Seperti Biasa, Amerika mendominasi berita di hari-hari ini, bahkan disini di jalur Gaza. Dan sekarang kau adalah seseorang yang harus mengalahkan pria yang semua orang senangi untuk dibenci, Donald Trump.
Tapi kau membuatku takut. Aku melihat pidatomu di AIPAC, kelompok lobi pro-Israel, dan semua komentarmu sejak saat itu dan aku hanya bisa bertanya-tanya apakah engkau betul tidak diinformasikan (dengan baik) atau sebetulnya tidak berperasaan.
Saya duduk di kamar-kamar di sebuah rumah sakit di Israel. Memegang tangan pria dan wanita yang tubuh dan kehidupannya telah dicabik-cabik oleh bom teroris.
Dokter menjelaskan pada saya bahwa serpihannya tertinggal/tertancap di kaki, tangan bahkan kepala. Karena itu saya dengan kuat merasa bahwa Amerika tidak akan pernah bisa netral soal keamanan dan keselamatan Israel.
Mungkin aku naïf untuk berpikir engkau akan memperhatikan seorang gadis berusia 21 tahun dari sebuah tempat yang kau anggap begitu rendah. Tapi aku merasa sudah kewajibanku untuk mencoba, atas nama 1.8 juta orang yang kau kesampingkan dalam pidatomu dengan mudahnya.
Kau membicarakan trauma yang dialami oleh orang-orang Israel, tapi tak kau sebutkan mengenai realitas yang kami hadapi di Gaza. Hari ini, 2 tahun kemudian perang Israel terakhir di Jalur, ribuan rakyat Palestina tak memiliki rumah, tinggal di container-kontainer satu ruang, disaat orang-orang Israel menikmati kenyamanan rumah-rumah mereka yang modern.
Engkau bisa berbaring dengan damai dan membaca dibawah cahaya lampumu di malam hari, tapi kami harus beralih ke cahaya lilin yang remang-remang saat listriknya mati, seperti biasanya terjadi.
Hal itu baru-baru ini menyebabkan kematian 3 anak kecil yang tewas karena kebakaran. Naser yang berusia 2 bulan; Rahaf yang berusia 2 tahun; dan Yousra yang berusia 3 tahun.
Engkau memiliki akses internet kapanpun kau inginkan, sementara kami tak bisa mendapatkannya sepanjang 12 jam (setiap hari) atau lebih. Kau bisa bepergian kemanapun kau mau untuk alasan apapun, tapi kami harus meminta izin, yang jauh lebih sering ditolak. Kau hidup dalam keamanan, sementara kami hidup dalam ketakutan dari sebuah perang keempat.
Aku ragu anda melihat orang-orang Palestina sebagai manusia, nyonya Clinton. Karena jika anda memang melihatnya seperti itu, pendirian hanya-Israel anda akan berubah. Tapi aku jamin pada anda bahwa orang-orang Palestina memiliki jantung yang mencari keamanan dan kedamaian dengan setiap detak jantungnya.
Datanglah ke Gaza, wahai nyonya Clinton, habiskan waktu disini sebanyak yang telah kau habiskan untuk berbicara dengan para pemimpin Israel. Berjalanlah dengan sepatu kami (kiasan, mungkin maksudnya dalam posisi kami), itu akan mengubah pikiran dan hatimu, jika kau mengizinkannya.[]