WARTABUANA – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Kamis (18/2) menyerukan aksi global untuk menghentikan “perang bunuh diri yang tidak masuk akal melawan alam” serta mengatasi gangguan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi.
“Saya ingin menegaskan. Tanpa bantuan alam, kita tidak akan berkembang atau bahkan bertahan hidup. Sudah terlalu lama kita melancarkan perang bunuh diri yang tidak masuk akal melawan alam. Hasilnya adalah tiga krisis lingkungan yang saling berkaitan, yaitu gangguan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi yang mengancam kelangsungan hidup kita sebagai spesies,” katanya dalam konferensi pers untuk peluncuran laporan Program Lingkungan PBB yang bertajuk “Making Peace with Nature”.
“Kesejahteraan manusia terletak pada perlindungan kesehatan planet. Inilah saatnya untuk mengevaluasi kembali dan menata ulang hubungan kita dengan alam.”
Manusia secara berlebihan mengeksploitasi dan merusak lingkungan di darat dan laut. Atmosfer dan lautan menjadi tempat pembuangan limbah. Banyak pemerintah negara masih membayar lebih untuk mengeksploitasi alam alih-alih melindunginya. Secara global, negara-negara di dunia menghabiskan sekitar 4 triliun hingga 6 triliun dolar AS (1 dolar AS = Rp14.059) setahun untuk subsidi yang merusak lingkungan, katanya.
Krisis iklim, keanekaragaman hayati, dan polusi yang saling berkaitan ini membutuhkan aksi darurat dari seluruh masyarakat, bukan hanya pemerintah, tetapi juga dari organisasi internasional, bisnis, kota, dan individu, kata Guterres. [Xinhua]