JAKARTA, WB – Ruhut Sitompul menilai Wakil Ketua Partai Gerindra Fadli Zon tidak paham mengenai gagasan calon presiden Joko Widodo mengenai revolusi mental yang kini kerap diserukan oleh para relawannya.
Menurut Ruhut, Fadli sedang galau karena kehabisan akal untuk menjelek-jelekan Jokowi, sehingga mengaitkan Revolusi Mental dengan ajaran komunis. Pernyataan Fadli itu juga dianggap salah kaprah atau rancu.
”Itu galau saja, mana ada Revolusi Mental Jokowi komunis nggak ada sejarahnya,” katanya di Jakarta, Sabtu (28/6/2014).
Anggota tim pemenangan Jokowi-JK, itu menjelaskan maksud Revolusi Mental yakni, ajakan untuk merubah mental masyarakat yang berani, jujur, disiplin dan juga tegas. Seperti, jika masyarakat sebelumnya suka berbohong harus dirubah menjadi masyarakat yang jujur. Intinya kata Ruhut Jokowi ingin mengajak kebiasaan yang tidak baik menjadi baik.
Dia menambahkan, banyak dari anggota tim pemenangan Jokowi-JK adalah orang-orang yang bekerja untuk bangsa dan negara baik dari kalangan mantan jendral TNI, akademisi, pengusaha, agamawan, politisi, dan lain sebagainya. Sehingga menurut Ruhut tidak mungkin Jokowi mengajak untuk berfikir komunis.
“Pak Luhut itu jenderal, beberapa purnawiranan tentara juga ikut ini. Jadi bayangkanlah sangat selektifnya tentang komunis itu,” ujar Ruhut.
Sebelumnya, diketahui, anggota Tim Pemenangan Prabowo – Hatta pernah menyebutkan bahwa gagasan “Revolusi Mental” yang diusung pasangan nomor urut dua Jokowi-JK memiliki akar yang kuat dengan paham komunisme yang diusung oleh Karl Marx.
“Karl Marx gunakan istilah `Revolusi Mental` tahun 1869 dalam karyanya Eighteenth Brumaire of Louis Bonapartem. `Revolusi Mental` juga jadi tujuan May Four Enlightenment Movement di China 1919 yang diprakarsai Chen Duxui (pendiri Partai Komunis Cina),” kata Fadli. []