KUALA LUMPUR, WB – Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, saat ini negaranya sedang terbebani oleh utang senilai lebih dari 1 triliun ringgit atau sekitar Rp2.563 triliun akibat salah kelola pemerintahan sebelumnya yang dipimpin Najib Razak.
Mahathir yang kini berusia 92 tahun, memimpin koalisi oposisi yang secara mengejutkan memenangkan pemilihan umum (pemilu) Malaysia tanggal 9 Mei melawan petahana Najib Razak. Dalam kampanyenya, Mahathir secara agresif mengangkat soal naiknya biaya hidup penduduk negaranya dan skandal 1MDB senilai miliaran dolar.
“Kami menemukan bahwa keuangan negara, misalnya, disalahgunakan sedemikian rupa sehingga sekarang kita menghadapi masalah utang yang telah meningkat menjadi satu triliun ringgit,” kata Mahathir ketika berbicara untuk kali pertama di hadapan staf kantor perdana menteri, Senin (21/5/2018).
“Kita belum pernah menghadapi ini sebelumnya. Sebelumnya, kita tidak pernah memiliki utang lebih tinggi dari 300 miliar ringgit namun sekarang telah merangkak naik hingga 1 triliun ringgit,” ujarnya.
Di minggu pertamanya menjabat sebagai perdana menteri, Mahathir mengumumkan besaran pajak barang dan jasa (GST) secara umum akan dinolkan mulai 1 Juni sebab pemerintahannya berusaha mengganti pajak itu dengan pajak penjualan dan jasa (SST) yang diterapkan kembali.
Mahathir juga berjanji menerapkan kembali subsidi bahan bakar sebagai salah satu upaya koalisinya menurunkan tingginya biaya hidup masyarakat.
Minggu lalu, Mahathir mengungkapkan kecurigaannya bahwa data keuangan negara tidak benar. Lembaga antikorupsi Malaysia telah memanggil Najib untuk memberikan keterangan hari Selasa berkaitan dengan kasus yang melibatkan SRC International, sebuah unit dari 1MDB.
Panggilan tersebut datang hanya berselang beberapa hari setelah polisi menggeledah enam lokasi yang diduga berkaitan dengan mantan perdana menteri itu sebagai bagian dari penyidikan dana investasi negara yang didirikan Najib tahun 2009.
Dalam penggeledahan itu, polisi menyita beberapa barang, termasuk 284 kotak tas tangan buatan desainer dan puluhan tas berisi uang tunai dan perhiasan, dari sebuah kondominium mewah di pusat kota Kuala Lumpur yang diduga berkaitan dengan Najib. []