JAKARTA, WB – Yayasan Kita dan Buah Hati mencatat dari responden 1.742 anak kelas 4, 5 dan 6 SD Jabodetabek 18 dari 100 anak mengatakan bahwa pacaran adalah hal yang wajar.
11 dari 100 anak mengatakan boleh pegangan tangan saat pacaran. 5 dari 100 anak mengatakan boleh bertatapan saat pacaran. 3 dari 100 anak mengatakan boleh berciuman saat pacaran. 2 dari 100 anak mengatakan boleh berpelukan saat pacaran.
“Hal ini terjadi karena anak-anak sudah mengenal kata pacaran sejak dalam kandungan. Mereka mulai naksir sejak TK. Sedangkan kita tidak mengajarkan seksualitas sejak dini. Bukan sejak SMP, tapi sejak usia 2,5 tahun,” ujar Direktur Yayasan Kita dan Buah Hati Elly Risman, Jakarta, Selasa (29/12).
Elly mengharuskan orang tua mendidik seksualitas anak jika mengabaikan sang anak akan rapuh. Pendidikan seksualitas bukan tentang hubungan suami istri. Pendidikan seksualitas adalah pendidikan mengenai bagaimana cara berpikir seseorang, cara bersikap, cara berperilaku, cara memaknai dirinya, hingga cara menunjukkan kepribadian sesuai norma dan nilai hidup yang benar.
“Ia tidak tangguh menghadapi tantangan era digital. Data dari PBB menyatakan bahwa Jakarta adalah 1 dari 3 kota di asia pasifik yang anak usia 10-14 tahunnya paling tinggi menggunakan sosial media untuk pacaran dan mudah melakukan perilaku seksual melalui gadgetnya,” tandas Elly. []