JAKARTA, WB – Ekonom Faisal Basri, mempertanyakan mengenai kebijakan harga bahan bakar minyak (BBM). Kata dia kebijakan harga BBM oleh pemerintah banyak mengandung keanehan.
Ia menjelaskan, pemerintah bukannya mengimbangi penurunan harga minyak dunia yang terjadi saat ini, namun justru sebaliknya tergolong mahal. Bandingkan dengan Malaysia yang mematok premium beroktan 95 lebih murah di banding Indonesia.
“Di Malaysia untuk jenis RON 95 hanya Rp 5.500 per liter,” kata Faisal belum lama ini.
Ia memaparkan, harga minyak dunia saat ini, berada di level US$ 27 per barel. Maknanya, harga BBM di dalam negeri harusnya turun dalam jumlah yang signifikan. Ia melanjutkan,
harga BBM jenis premium beroktan 92 atau dikenal Pertamax dibanderol Rp 8.350 per liter. Sedangkan premiun RON 95 atau Pertamax Plus dibanderol Rp 9.250 per liter.
Tak hanya soal itu. Faisal juga mengkritik disparitas harga antara premium dengan premium varian baru yakni pertalite. Harga premium saat ini Rp 7.150 per liter sementara pertalite Rp 7.800 per liter.
“Ada selisih atau disparitas sebesar Rp650 per liter. Angka inilah yang menimbulkan tanda tanya besar. Masa perbedaan harganya tipis sekali. Siapa yang bohong ini,” kata Faisal.
Pria yang sempat maju dalam pilkada DKI ini menambahkan, Pertamina kerap berdalih adanya biaya pengadaan dan storage yang menjadi salah satu faktor pembentuk harga BBM. Namun sayangnya, Pertamina tidak pernah bersikap transparan atas pernyataannya.
“Ngomongnya enggak transaparan, ya buka saja semua soal harga storage, “tandasnya.[]