JAKARTA, WB – Disaat pemerintah sudah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) per awal Januari kemarin karena harga minyak bumi merosot, namun organda DKI malah menyatakan tidak bakal menurunkan tarif Taksi.
Ketua Organda Unit Taksi M Siburian mengatakan, penurunan harga BBM jenis Premium sekitar Rp 900 perliter tidak berpengaruh besar sehingga tarif moda taksi tetap.
“Turunnya harga Premium tidak serta merta menurunkan ongkos operasional angkutan umum, karena sejumlah pengeluaran pengusaha taksi tidak turun,” kata Siburian di Jakarta.
Sementara juru bicara Blue Bird Group, Teguh Wijayanto mengatakan di Jakarta, tarif angkutan umum moda taksi sama dengan menggunakan tarif bawah. Menurut dia, sekali buka pintu (flagfall) Rp 7.500 dan Rp 4.000 perkilometer.
“Kami (Blue Bird) kenaikannya paling rendah dari Rp 7000 jadi Rp 7500, dan Rp 3600 menjadi Rp 4000 perkilometer atau hanya 7 persen. Sedangkan, taksi-taksi lain itu bisa mencapai 25 persen kenaikan tarifnya,” terang Teguh.
Ia menambahkan, tarif angkutan umum moda taksi memang sudah diatur berdasarkan Surat Keputusan Gubernur. Namun demikian, usulan Organda DKI tarif disusun itu bukan hanya persoalan harga bahan bakar saja, tapi banyak faktor lainnya.
“Misalnya upah atau gaji, inflasi juga pengaruh nilai tukar dolar terhadap rupiah, oli, dan harga unit mobil yang juga turut mempengaruhi dolar dan suku cadang. Kami pakai tarif bawah bukan tarif atas, buka pintu Rp 8500 dan perkilometernya Rp 4600,” ujarnya. []