WARTABUANA – Penggunaan LSD atau Asam Lisergi Dietalamida ternyata pernah diadopsi dalam film Hollywood berjudul Limitless. Dalam film ini, diceritakan tokoh utama bertambah cerdas setelah konsumsi LSD. Benarkah?
Tokoh utama Bradley Cooper dalam Limitless menggambarkan konsumsi LSD dapat meningkatkan IQ, meningkatkan daya ingat secara luar biasa dan memiliki penalaran yang tinggi secara instan.
Dalam film tersebut mereka menyebutnya sebagai NZT-48, tetapi dalam kehidupan nyata, NZT-48 adalah LSD. Beberapa efek negatif dari LSD yang sudah terjadi adalah Mental Disorder seperti munculnya rasa panik yang berlebih dan jika dikonsumsi tanpa pengawasan dokter oleh orang yang mengalami skizofrenia dan depresi akan memperburuk keadaannya.
Film ini pun menggambarkan efek positif dan negatif LSD. Walaupun cara kerja otak bertambah, penggunaan obat memberikan efek samping yang membuat kejiwaan pengguna jadi terganggu. Apalagi jika dikonsumsi dalam jumlah besar.
Dalam kehidupan nyata, tokoh besar seperti pendiri Apple, Steve Jobs, juga mengaku mengonsumsi LSD. Pengakuan ini sempat diangkat dalam artikel Dailymail pada Januari 2012 lalu. Menurut Jobs, LSD mampu membuatnya berpikir lebih tajam dan membantunya menelurkan berbagai teknologi mutakhir.
“Menggunakan LSD adalah perubahan hidup positif dan saya senang dapat mengalaminya. Saya biasa menggunakan LSD dicampur dalam sugar atau dalam bentuk gelatin,” ujar Jobs dalam pengakuannya kepada Departemen Pertahanan AS.
Jobs diketahui mengaku menggunakan LSD sebanyak 15 kali dari jangka waktu antara tahun 1972-1974. Namun tidak diketahui jelas apa efek samping LSD terhadap kesehatan Jobs mengingat bilyuner teknologu tersebut sudah meninggal dunia akibat kanker pankreas.
Kematian Jobs, telah menyentuh hati masyarakat dunia. Foto-foto semasa hidup Jobs tersebar luas melalui jutaan produk MacBook, iPad, iPhone, dan produk-produk revolusioner lain yang telah dirancang dan dipasarkan Jobs dengan jenius.
Jobs merasakan pengaruh berarti LSD dalam menghasilkan pemikiran-pemikiran luar biasa dibidang teknologi komputer, ternyata banyak dialami para jenius komputer lainnya. Menurut Markoff, LSD mendorong revolusi komputer dan internet dengan menunjukkan pada masyarakat bahwa hal-hal nyata dapat diubah melalui cara-cara tak biasa, melalui pemikiran yang sangat intuitif.
Jobs juga mengatakan, bahwa Bill Gates akan dapat melakukan sesuatu yang lebih bila saja ia mau mencoba menggunakan LSD. Sementara Bill Gates dalam sebuah wawancara dengan majalah Playboy pada 1994 tidak menyangkal bahwa ketika remaja ia pernah mencoba-coba memakai LSD.
Jamur Gandum
Fakta yang baru saja terjadi, pengaruh LSD telah menyebabkan Christopher Daniel Sjarif (22) menjadi pembunuh maut setelah menabrak sejumlah kendaraan dan menewaskan empat orang di Pondok Indah, Jakarta Selatan.
LSD pertama kali populer dan dijual di jalan pada awal 1960-an. LSD digemari karena tidak berwarna, tidak berbau dan juga murah harganya. Selain itu, hanya dengan menggunakan dosis kecil pengguna sudah bisa merasakan efeknya.
Albert Hofmann ahli kimia Swiss yang pertama kali mengembangkan LSD. Dia melakukan penelitian yang melibatkan jamur parasit yang disebut ergot yang tumbuh pada gandum. Pada tahun 1930, para peneliti mengisolasi asam lysergic yang merupakan dari senyawa ergot.
Pada 1938, Hofmann mengembangkan lysergic acid diethylamide, LSD atau-25. Dia berpikir bahwa LSD-25 mungkin menstimulasi pernafasan dan sirkulasi. Namun tes tidak menunjukkan sesuatu yang istimewa, sehingga penelitian ini ditinggalkan.
Lima tahun kemudian, Hofmann kembali ke potensi LSD-25 itu. Dia merasa ada yang belum dieksplorasi. Selama penelitian ini Hofmann mulai merasa aneh. Dia berhenti bekerja dan pulang lebih awal dan mengalami kegelisahan dengan sedikit pusing. Dia juga berada seperti dalam keadaan bermimpi dengan gambar-gambar yang fantastis.
Keesokan harinya, Hofmann mengambil 250 mikrogram LSD dan mencobanya. Akibatnya Hofmann menjadi mengigau dan nyaris tidak bisa berbicara. Obat yang biasanya digunakan untuk psikoterapi analitis ini kemudian dipatenkan pada 1947.
Merasa Abadi
Setelah dikonsumsi, LSD mulai bereaksi dalam waktu satu jam dengan durasi masa ‘fly’ hingga 12 jam. Beberapa perubahan fisik pada tubuh selama mengkonsumsi obat ini adalah pupil melebar, peningkatan tekanan darah dan suhu tubuh tinggi.
Orang-orang yang memakai LSD akan merasa pusing, berkeringat dan memiliki pandangan yang kabur dan merasa kesemutan di tangan dan kaki mereka. Dalam padngannya, warna-warna akan tampak lebih kuat dan cahaya lampu tampak lebih cerah. Objek yang stabil akan tampak bergerak-bergerak dan memiliki lingkaran cahaya di sekitar mereka.
Pengguna LSD sering melihat pola, bentuk, warna dan tekstur. Kadang-kadang mereka melihat waktu berjalan mundur, atau bergerak sangat cepat atau lambat. Ada rasa kebahagiaan dan euforia. Semuanya indah, menarik dan terasa magis.
Orang-orang pengguna LSD sering menjadi sangat emosional. Mereka merasa pikiran mereka telah menerobos batas-batas normal dan mereka sering mengklaim telah pengalaman spiritual atau agama, dengan pemahaman baru tentang bagaimana dunia ini bekerja.
Perlu dicatat, penggunaan LSD bisa menimbulkan penilaian yang buruk terhadap suatu situasi. Seorang pengguna bisa merasa memilki keabadian sehingga bisa melakukan sesuatu yang membahayakan dirinya, seperti menabrakkan diri ke kendaraan yang sedang berjalan atau loncat dari gedung tinggi. []