YOUNIS, WB – Lantaran tidak mampu memberi umpan hewan-hewannya, seorang pemilik kebun binatang yang berada di Jalur Gaza, terpaksa menjual hewan-hewan dikebun binatangnya.
Sebelum terjadi perang hebat di Jalur Gaza pada 2014 lalu, Muhammad Owieda memiliki kebun binatang mini di wilayah Khan Younis, sebuah wilayah yang menjadi pendudukan Palestina. Disana ia memelihara puluhan hewan di tanah miliknya. Kebun binatang mini milik Oweida kerap didatangi oleh keluarga dengan anak-anak mereka, juga oleh rombongan sekolah.
Namun dua tahun berlalu sejak perang besar tersebut, Oweida mengaku kewalahan memberi makan hewan-hewannya. Dampak perang membuatnya kesulitan mendapatkan pasokan makanan bagi hewan-hewan peliharaannya. Satu per satu hewan tersebut dijualnya.
“Saya harus menjual mereka untuk menyelamatkan mereka,” kata Oweida, seperti dikutip dari Reuters.
Pria berusia 24 tahun itu duduk termangu di depan kandang seekor macan yang sudah empat hari tak mendapat makan.
Sebelumnya, ia telah kehilangan sekitar 200 hewan yang kebanyakan ia peroleh dari Mesir melalui terowongan yang dijaga ketat. Ratusan hewan tersebut tewas setelah perang tujuh minggu yang terjadi antara Israel dan militan Palestina di Jalur Gaza pada 2014 lalu, membuatnya tak bisa lagi memperoleh makanan yang cukup untuk hewan-hewan kesayangannya.
Oweida sempat menempatkan singa, macan, dan simpanse dalam sebuah kandang, dan menjadikan mereka daya tarik untuk dikunjungi oleh anak-anak. Namun kini tak ada lagi tamu yang mengunjungi kebun binatang miliknya.
Saat ini, Oweida mengaku, ia tengah melakukan negosiasi untuk menjual macannya yang kelaparan seharga US$23 ribu kepada seorang warga Gaza yang pernah mendirikan kelompok pencinta singa. Hewan lain yang ia jual adalah burung unta, kura-kura, dan seekor burung pelikan.[]