JAKARTA, WB – Pemerhati Intelijen dan Militer, Susaningtyas Kertopati, menjelaskan bahwa penguatan kapasitas dan kapabilitas intelijen TNI kedepan harus dilengkapi dengan pelatihan dan pendidikan khususnya di bidang intelijen. Pasalnya kian kedepan sistem keamanan dan pertahanan negara kian luas dan makin kompetitif.
“Jadi bukan semata hanya terkait soal intel intai dan tempur (taipur), tapi juga mengedepankan intel proxy dan juga cyber,” ujar wanita yang kerap disapa Nuning itu, lewat pesan singkatnya, Rabu (24/12/2014),
TNI yang menyambut tahun 2015, dengan mengusung Enam Sapta Cita Pokok kebijakan pimpinan, salah satunya adalah dengan penguatan kapasitas dan kapabilitas intelijen yang diusung dalam Enam Sapta Cita yakni, pertama optimalisasi manajemen operasi TNI dan interoperabilitas satuan operasi TNI. Kedua meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan prajurit TNI. Ketiga membangun interoperabilitas logistik TNI. Keempat meningkatkan peran dan tugas teritorial TNI. Kelima optimalisasi tugas-tugas perbantuan TNI. Dan Keenam membangun sinergitas kelembagaan antara TNI dengan lembaga pemerintah dan non-pemerintah.
“Hal lain yang juga perlu diperkuat adalah ketaatan pada hukum sehingga peristiwa seperti kasus Cebongan, dan Batam tidak terulang lagi,” ujar Nuning.
Sementara itu, wanita yang gemar menulis ini juga menjelaskan terkait remunerasi. Menurutnya, kenaikan remunerasi 50 persen harus diimbangi dengan kemauan meningkatkan profesionalisme dan kemampuan menjaga kedaulatan negara.
“Kesejahteraan prajurit tentunya juga harus mendapatkan atensi dan harus berjalan seimbang dengan penguatan alutsista,” tandas Nuning.[]