JAKARTA, WB – Sesepuh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Irjen Polisi (Purn) Bibit Samad Rianto, secara resmi diangkat menjadi Penasehat Bidang Pengawasan Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI), oleh Kepala Bakamla RI Laksdya TNI Ari Soedewo, Jumat (7/4/2017).
Dalam pertemuan tersebut, Purnawirawan Pati Polri yang juga pernah aktif sebagai Wakil Ketua KPK masa jabatan 2007 hingga 2011 itu, tak saja diterima oleh Kepala Bakamla RI, namun juga disambut baik oleh sejumlah Pejabat Tinggi Madya maupun Pejabat Tinggi Pratama Bakamla RI.
Kisah perjalanan hidup Bibit Samad Riyanto cukup berliku dan inspiratif. Sebagai anak dari keluarga yang kurang mampu, Bibit berhasil menjalani hidupnya hingga menjadi seorang jenderal di kepolisian dan bahkan pimpinan KPK.
Kehidupan sebagai kuli tenun dijalaninya demi bisa menyelesaikan pendidikan SMA di tanah kelahirannya di Kediri Jawa Timur. Karena kondisi ekonomi, orang tua Bibit hanya mampu membiayai sampai SMP saja. Seusai menyelesaikan pendidikan SMA, Bibit kemudian memilih untuk bergabung di Akademi Kepolisian (Akpol), selain karena alasan ekonomi, juga karena cita-citanya untuk menjadi penegak hukum yang baik sesuai dengan fungsinya untuk masyarakat.
Setelah lulus dari Akpol pada tahun 1970, Bibit mengabdikan dirinya selama 30 tahun di Kepolisian RI. Berbagai posisi teritorial pernah diembannya, diantaranya Kapolres Jakarta Utara, Kapolres Jakarta Pusat, Wakapolda Jawa Timur, dan Kapolda Kalimantan Timur.
Selama menjadi Kapolda Kalimantan Timur di penghujung tahun 1990-an, Bibit dikenal tegas terhadap kasus illegal logging. Selama itu pula ia sering digoda suap menyuap oleh para cukong kayu. Kala itu ia pernah ditawari uang suap puluhan miliar. Tapi tegas-tegas Bibit menolak suap tersebut dan selama masa tugasnya setidaknya berhasil menangani 234 kasus illegal logging.
Setelah pensiun dari dinas Kepolisian pada 15 Juli 2000 dengan pangkat terakhir Inspektur Jenderal, Bibit tak ingin aktivitasnya berhenti begitu saja. Bibit mengajar manajemen di sejumlah kampus, mulai jenjang S-1 hingga S-3. Di antaranya Universitas Bina Nusantara, Universitas Negeri Jakarta, dan Universitas Indonesia.
Atas dedikasi dalam pengabdiannya kepada bangsa dan negara, pensiunan jenderal bintang dua bergelar Doktor dan pernah menjadi Rektor Universitas Bhayangkara selama tiga tahun ini telah dianugerahi banyak penghargaan atau tanda jasa antara lain Satya Lencana Kesetiaan, Satya Lencana Dwidya Sista, Bintang Bhayangkara Nararya, Bintang Yudha Dharma Nararya, dan Bintang Bhayangkara Pratama.[]