JAKARTA, WB – Memasuki kuartal kedua ditahan 2017, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kembali mengancam sektor industri. Hal ini berkaitan langsung dengan menurunnya daya beli masyarakat.
Industri tekstil misalnya, dilaporkan mulai mengerem produksi lantaran permintaan yang meredup dibandingkan tahun lalu. Tak hanya itu, industri ritel juga lebih dulu secara terang-terangan mengungkapkan minimnya permintaan sepanjang semester pertama 2017.
Menyikapi hal itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin mengungkapkan, ancaman PHK tentu akan dievaluasi oleh pemeirntah. Namun, kalahnya pemain-pemain besar ritel di Indonesia merupakan gejala ekonomi keseluruhan yang bermula dari ketatnya kompetisi dengan ritel lain. Pernyataan Darmin ini juga merujuk pada tutupnya gerap 7-Eleven per akhir Juni lalu.
“Bisa saja (ancaman (PHK), karena Indomaret, Alfamart itu perkembangannya bukan main. Jadi ya jangan melihat itu sebagai gejala ekonomi keseluruhan. Bisa saja itu persaingan,” kata Darmin, beberapa waktu lalu.
Darmin mengatakan, pemerintah perlu melihat lagi kecocokan antara ancaman PHK dengan ketersediaan lapangan kerja.
Sebelumnya, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) telah mencatat penjualan produk tekstil di pasar domestik mengalami kelesuan dalam lima tahun terakhir. Puncaknya, kata dia, terjadi pada kurtal kedua 2017 di mana terjadi penurunan 30 persen dibanding kuartal pertama lalu.[]