WARTABUANA – Buat pasangan yang berusaha memiliki momongan, memang diakui intensitas didalam melakukan hubungan intim sangat mempengaruhi.
Selain frekuensi, banyak juga pasangan yang melakukan perhitungan matematika untuk mengalkulasi kapan terjadinya ovulasi sehingga peluang kehamilan semakin besar.
Seperti dilansir laman Womens Health Magazine, sayangnya meski hubungan seks di masa subur sangat dianjurkan, ternyata frekuensi yang terlalu sering tidak terlalu menguntungkan. Ini karena jam biologis tubuh sulit diprediksi. Meski siklus haid teratur, tetapi ovulasi bisa terjadi kapan pun selama siklus tersebut. Selain itu, ada pendapat bahwa ejakulasi terlalu sering juga bisa membuat jumlah sperma lebih rendah.
“Jika ada masalah dengan jumlah sperma laki-laki atau ejakulasinya, maka disarankan bahwa pasangan hanya berhubungan seks sekali setiap dua atau tiga hari, yang memberikan pasangan Anda kesempatan untuk membangun kualitas dan kuantitas sperma mereka,” ujar asisten profesor ob-gyn dan reproduksi, Elizabeth Fino, M.D,
Di sisi lain, tidak berhubungan seks selama lebih dari delapan hari dapat menjadi bumerang, karena pada saat itu kebanyakan sperma pasangan Anda telah mati yang tentunya tidak akan bisa membuahi sel telur pasangan Anda.[]