JAKARTA, WB – Freeport perusahaan tambang mas terbesar di Indonesia ini akhirnya mau melepaskan 30 persen sahamnya ke pemerintah Indonesia, setelah melalui perdebatan yang alot, renegosiasi antara kedua belah pihak telah menuai kesepakatan bersama.
Renegosiasi antara pemerintah indonesia dengan PT Freeport termasuk menjadi kesepakatan yang mengejutkan, pasalnya sebelumnya Freeport hanya mau melepaskan sahamnya sebesar 20 persen, sehingga wajar renegosiasi berjalan sangat alot karena terjadi kenaikan 10 persen.
Kesepakatan ini, diambil melalui jalur lobi yang panjang sejak Selasa (3/6/2014) lalu dengan Direktur Freeport Indonesia Rozik B Soetjipto serta dihadiri Chief Executive Officer Freeport McMoran Copper & Gold Inc Richard C Adkerson, dan akan segera diikat dengan yang baru.
Namun, Direktur Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sukhyar mengatakan, pelepasan saham tersebut hanya bisa diberikan setelah tahun 2021 atau setelah kontrak berakhir dan ditandatangani kontrak yang baru.
“Tahap pelepasan 20 persen setelah tahun pertama,” ujarnya.
Freeport diketahui mulai beroperasi di Indonesia sejak 1967. Namun ketika pemerintah hendak membangun hilirisasi tambang, mereka kencang melakukan lobi-lobi. Renegosiasi Freeport pun akhirnya harus dibawa ke sidang kabinet, tidak seperti PT Vale Indonesia misalnya yang selau selesai di tingkat Kementerian ESDM.
Bahkan sekedar informasi, Freeport adalah perusahaan yang memiliki cadangan mas terbesar di Indonesia. Cadangan mas perusahaan milik negara Amerika Serikat ini berada di Taman Nasional Lorentz Papua.
Bahkan berdasarkan data Direktorat Jenderal Mineral dan Batu bara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Saya Mineral (ESDM), disebutkan cadangan emas Freeport 4 miliar kali 1 gram per ton. Jumlah tersebut harus dikali lagi dengan 4 miliar kali 1 gram lagi untuk mengetahui jumlah total emas yang dimiliki Freeport.[]