JAKARTA, WB – Anggota Komisi X DPR RI, Ledia Hanifa Amaliah mempertanyakan keputusan PSSI memberikan denda terhadap Persib. Ia pun meminta agar PSSI jangan gegabah dan agar merevisi sanksi tersebut.
“Saya perlu mengingatkan PSSI, apa inti sebenarnya dari event olahraga yang memang untuk menjunjung tinggi sportivitas dan solidaritas. Maka aksi Bobotoh terkait pembuatan koreografi itu adalah bukti bahwa Bobotoh punya solidaritas kemanusiaan,” ungkap Ledia dalam keterangan tertulisnya, Jumat (15/9/2017).
Krisis Rohingya, lanjut Ledia, sudah menjad iisu internasional. Berbagai negara sudah menunjukkan kecaman resmi, bahkan badan dunia PBB juga secara tegas melihat kasus Rohingya sebagai pembantaian etnis.
“Yang lingkupnya adalah kejahatan kemanusiaan. Sehingga, tidak selayaknya PSSI kemudian membelokkan solidaritas kemanusiaan yang dilakukan bobotoh laksana aksi politik dan SARA,” terang dia.
Sila kedua Pancasila yang berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan beradab”, menurut politisi PKS ini telah menegaskan keberpihakan Indonesia akan perlunya menegakkan keadilan dan kemanusiaan.
“Apabila PSSI menganggap aksi solidaritas kemanusiaan itu sebagai kesalahan, apa ini bukan berarti PSSI tengah mencederai nilai-nilai Pancasila? Tanya Ledia.
Ia meminta PSSI untuk jangan gegabah dalam menjatuhkan sanksi. Selain itu, ia juga ingin PSSI merevisi dan mencabut keputusan denda yang dijatuhkan ke klub berjuluk maung Bandung itu.
“Gegabah sekali kalau aksi solidaritas pada kemanusiaan dianggap salah. Kesalahan itu justru saya lihat ada pada gampangnya PSSI mengkaitkan aksi koreografi ini sebagai tindakan politis bahkan SARA,” ujarnya.
Ledia menyebutkan, keberpihakan, solidaritas pada kemanusiaan, pada penegakkan kemanusiaan yang adil dan beradab bukanlah suatu kesalahan. Karena itu, lanjut dia, PSSI tak perlu malu untuk merevisi keputusannya mendenda Persib.
“Justru kalau PSSI bersikeras dengan keputusannya akan membuat orang bertanya, sebenarnya PSSI mau menunjukkan keberpihakan pada apa dengan mengganggap aksi koreografi Save Rohingya sebagai kesalahan, ” tandas Ledia. []