BEIJING – Di saat banyak warga China menikmati musim libur Hari Nasional yang berlangsung selama sepekan untuk berkumpul dengan keluarga atau mengunjungi tempat wisata, Liu Hua, seorang guru mata pelajaran olahraga di sebuah sekolah menengah yang tinggal di Kota Zhaotong, Provinsi Yunnan, China barat daya, sibuk mengatur penyelenggaraan liga sepak bola intrasekolah bagi siswanya.
“Kami termotivasi untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan siswa dalam kegiatan latihan olahraga dan ekstrakurikuler karena pemerintah China semakin menganggap penting pendidikan olahraga,” tutur Liu.
Sebelumnya pada tahun ini, Kementerian Pendidikan China mengeluarkan kebijakan “pengurangan ganda” untuk meringankan beban pekerjaan rumah dan pembelajaran di luar sekolah yang berlebihan bagi siswa.
“Karena siswa tidak didorong untuk belajar mata pelajaran sekolah sepanjang hari, mereka bisa memiliki lebih banyak waktu luang untuk menekuni hobi dan pendidikan berkualitas lainnya,” urai Liu.
Banyak siswa merasa senang dengan perubahan ini.
“Sebelumnya, saya mengikuti kursus bahasa Inggris pada akhir pekan, tetapi sekarang saya memiliki lebih banyak waktu untuk bersantai dan berolahraga,” tutur Liang Song (12), yang mulai bermain tenis meja setiap akhir pekan di Pusat Kebugaran Wuhan sejak musim panas lalu.
Menurut Li Hao, pimpinan di tempat kegiatan tenis meja tersebut, jumlah siswa yang mendaftar untuk pelatihan olahraga meningkat sekitar 25 persen dibandingkan periode yang sama semester lalu.
Langkah pemerintah China untuk menaikkan kekuatan dan kemampuan fisik ke tingkat prioritas yang lebih tinggi juga menciptakan peluang pengembangan yang besar bagi industri pelatihan olahraga.
Menurut sebuah laporan dari lembaga penyiaran pemerintah China CCTV, sejak kebijakan “pengurangan ganda” dirilis, lebih dari 33.000 perusahaan yang berkaitan dengan pelatihan olahraga dan seni didirikan di seantero China. Angka ini menunjukkan pertumbuhan 99 persen secara tahunan.
Sementara itu, guru olahraga menghadapi sejumlah tantangan meskipun mereka bakal mendapatkan lebih banyak dukungan dalam proses mengajar.
“Dengan semakin besarnya fokus yang dialihkan ke kesehatan fisik dan olahraga sekolah, guru mata pelajaran olahraga mendapatkan pengakuan yang semakin besar dari siswa maupun orang tua,” tutur Liu Wenjie, seorang pelatih sepak bola sekaligus guru olahraga di Xingfu Primary School di Kota Panjin, Provinsi Liaoning, China timur laut.
“Namun, kami sekarang merasakan tanggung jawab yang lebih besar, sehingga kami harus tetap belajar dan meningkatkan pengetahuan maupun keterampilan profesional tentang olahraga,” imbuhnya. [Xinhua]