JAKARTA, WB – Sering terjadinya `musibah` yang menimpa bus TransJakarta menggambarkan betapa buruknya layanan dan fasilitas angkutan umum andalan Jakarta ini. Karena terlalu sering mogok, tabrakan, bahkan sampai terbakar, membuat warga Jakarta merasa jadi tidak aneh lagi.
Terakhir, `musibah` bus TransJakarta dialami sebuah bus gandeng koridor IV jurusan Kota-Blok M yang terbakar Kamis (28/8/2014) pagi. Peristiwa yang terjadi tepat di depan Halte Masjid Agung, Universitas Al Azhar, Jakarta Selatan itu ikut menghanguskan halte.
Belum diketahui persis apa penyebab munculnya api di bus bernomor polisi B 7470 itu hingga terbakar memusnahkan hampir seluruh badan bus produk Tiongkok itu. Namun disinyalir ada dugaan konsleting listrik pada bagian belakang bus. Setelah dievakuasi, bus nahas tersebut masih dalam proses penyelidikan dan terparkir di pool Pinangranti, Makasar, Jakarta Timur.
Padahal disatu sisi, bus bermerk Yutong itu baru beroperasi sekitar 7 bulan sejak tanggal 22 Januari 2014. Namun ternyata kondisi fisik bus yang mulus, tak sejalan dengan kondisi mesin bus tersebut.
Menanggapi hal itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, adanya insiden itu merupakan dampak dari pengadaan barang yang tidak dengan standar jelas.
“Itu yang saya bilang. Saya bukan menghina produk tertentu. Saya selalu katakan made in China itu yang saya beli cuma hp ipad BlackBerry dan sepatu saya. Tapi kalau pengadaan barang tidak dengan standar yang jelas. China ini juga bisa memproduksi barang yang sama dengan harga berbeda. Nah itu yang selalu jadi masalah kita. Ini pengadaan tahun 2013 bagaimana bisa kebakar, mobil-mobil seperti sekarang saja ada jaminan 2 tahun,” ungkap Ahok saat ditemui di Balaikota DKI, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2014).
Bakal pengganti Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta yang akrab disapa Ahok ini menambahkan, melalui berbagai persoalan yang timbul dari armada bus TransJakarta yang ada saat ini, membuat pihaknya menolak pengadaan armada bus baru TransJakarta. Ahok pun memastikan, nantinya armada bus Trans Jakarta akan diganti dengan standar yang lebih baik.
“Makanya kenapa kita tahan penambahan, kita tolak pengadaan bus baru. Lebih baik tidak ada bus dari pada terima bus yang nggak jelas, yang karatan segala macam itu. Tahun depan kita mau ganti bus standar yang bagus,” terangnya.
Mantan Bupati Bangka Belitung itu pun mempersoalkan terkait jenis kendaraan yang diproduksi tersebut, terlebih dalam pengadaan barang. Ia menduga adanya permainan mark up anggaran dalam proyek pengadaan tersebut.
“Saya kira kan kendaraan jenisnya itu yang mesti dipersoalkan. Masak pengadaan satu tahun udah rusak? Mau nggak kamu beli mobil kurang dari 1 tahun sudah rusak? Makanya saya kira pengadaan barang yang salah. Kejaksaan sudah membuktikan ada mark up barang,” paparnya.
Untuk diketahui, bus gandeng yang terbakar tersebut dibeli dengan dana APBD 2013 dan mulai dioperasikan pada Januari kemarin yang diresmikan oleh Gubernur DKI Joko Widodo, bersama dengan Kepala Dinas Perhubungan DKI saat itu, Udar Pristono, di Lapangan Monas, Jakarta Pusat.
Dikelola Pemda
Kepala Unit Pengelola Trans Jakarta, Pargaulan Butar-butar mengakui salah satu bus yang terbakar tersebut merupakan bus dibawah naungan Pemda yang resmi beroperasi pada 15 Januari lalu.
“Betul, bus yang terbakar tadi pagi itu adalah salah satu dari 30 bus yang diresmikan 15 Januari lalu di Monas,” katanya.
Atas kejadian itu, pihaknya akan menarik sebanyak 29 bus yang sampai saat ini masih beroperasi. Tujuannya untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.
“Ini kita mau tarik dulu semuanya, nanti kita periksa. Pokoknya sampai kita tahu dulu apa penyebab kebakaraannya. Bus yang terbakar itu merupakan pabrikan Tiongkok dan tidak dikelola oleh operator, melainkan oleh kami (UP) TransJakarta sendiri,” ujarnya.
Diketahui sebelumnya, insiden kebakaran bus kemarin sekaligus menambah rentetan baru kasus bermasalahnya armada bus TransJakarta. Terbakarnya bus TransJakarta tersebut, cukup menggambarkan kualitas buruk armada bus Trans Jakarta yang ada saat ini.
Sepanjang tahun 2014, ada saja tiap bulannya bus TransJakarta yang bermasalah. Namun orang nomor satu di bidang bus TransJakarta itu mengaku, baru kali ini saja bus yang terbakar adalah milik Pemda dan bukan naungan operator.
Berikut daftar bus TransJakarta terbakar selama 2014:
Januari Awal tahun, tepatnya 24 Januari 2014 sebuah Bus TransJakarta terbakar. Bus koridor IV jurusan Pulogadung-Dukuh Atas itu terbakar di Jalan Raya Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur. Api diduga berawal dari panasnya mesin radiator. Puluhan penumpang langsung berhamburan menyelamatkan diri.
Februari 18 Februari bus gandeng TransJakarta jurusan Blok M -Kota mengeluarkan asap pekat dari bagian mesin belakang. Penumpang langsung berhamburan turun karena mengira bus akan meledak. Peristiwa tersebut terjadi di Jalan Hayam Wuruk.
Maret Memulai bulan Maret, dua unit bus TransJakarta terbakar di lokasi yang berbeda. Pagi hari bus TransJakarta bernomor polisi B-7473-IX terbakar di depan RS Royal Taruma, Jl. Daan Mogot, Jakarta Barat. Sore harinya bus gandeng TransJakarta nomor polisi B-7569-TGA terbakar di depan Bundaran HI, Jakarta Pusat.
April Tanggal 8 April, sekira pukul 13.00 WIB, bus TransJakarta terbakar di wilayah Pasar Rumput, Jakarta Selatan. Lokasi peristiwa kebakaran berada di depan markas polisi militer, Jalan Guntur, Pasar Rumput.
Mei Tanggal 10, sebuah bus TransJakarta bernomor polisi B-7041-IV mengeluarkan percikan api di bagian mesin belakang bus. Pada Sabtu pagi itu, asap hitam mengepul dari bagian mesin bus yang tengah berhenti di halte Pasar Rumput, Jakarta Selatan.
Juni Tepat tanggal 24, sebuah bus TransJakarta jurusan Harmoni-PGC nyaris terbakar di dekat Halte Cawang-UKI. Insiden bermula ketika bus yang diduga tidak layak beroperasi itu, berangkat dari Halte Harmony menuju PGC.
Beberapa menit jalan, bus dengan nomor JM 004 tiba-tiba berhenti. Kemudian bisa jalan kembali. Saat berada di depan kampus UKI bus berhenti dan mengeluarkan asap disertai bunyi gemeretak kaca. Sontak penumpang yang didominasi perempuan dan anak-anak itu langsung teriak histeris dan loncat keluar dari bus.
Juli Tanggal 9, bus TransJakarta bernopol B 7044 IX, terbakar di Jl Matraman Raya, Jakarta Timur, sore hari. Diduga kebakaran dipicu korsleting listrik pada bagian mesin. Kondektur bus mengalami luka bakar di bagian tangan saat mencoba memadamkan api.
Agustus 28 Agustus pagi hari, bus TransJakarta jurusan Kota- Blok M terbakar di Halte Masjid Agung Kampus Al Azhar, Jalan Sisingamangaraja, Jakarta Selatan. 50 penumpang langsung berhamburan keluar. Diduga korsleting listrik menjadi penyebab kebakaran.
Dugaan Korupsi
Sementara itu, menurut Pengamat Transportasi dan Perkotaan, Nirwono Joga mengatakan pihak Pemda DKI Jakarta, terutama Dinas Perhubungan yang menangani pengadaan bus TransJakarta harus mengecek ulang semua bus asal Tiongkok tersebut.
“Harus diperiksa semua bus, termasuk bidang pengadaan bus tersebut. Disarankan juga agar Pemrov DKI tidak lagi membeli lagi bus-bus jenis itu,” tuturnya.
Nirwono juga mengatakan tidak menutup kemungkinan adanya kasus korupsi. Hal ini terkait seringnya bus TransJakarta yang mengalami masalah. Dia juga menuturkan bisa jadi ada permainan dalam pembelian bus.
“Pembeli bus juga harus turut bertanggungjawab terhadap kerusakan bus yang masih dalam garansi itu. Dan bisa jadi juga ada unsur praktek dugaan pengadaan bus. Semuanya perlu dilakukan pengauditan data spesifikasi yang diminta dengan yang dibeli. Maka dari situ akan ketahuan ada atau tidaknya indikasi korupsi,” bebernya.
Dugaan serupa datang dari Koordinator Investigasi Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Uchok Sky Khadafi. Bahklan dia mendesak kasus impor Bus TransJakarta diusut tuntas dan proses hukum yang sudah di kejaksaan dilanjutkan.
“Ini kasus bus TransJakarta lambat sekali proses penyidikannya di Kejagung. Padahal, laporan sudah ada dan beberapa saksi sudah diperiksa. Lanjutkan usut tuntas dan selesaikan sesuai hukum yang berlaku,” kata Uchok pada beritatrans.com di Jakarta, Kamis (28/8/2014).
Menurutnya, kasus bus TransJakarta mengindikasikan buruknya proses tender di lingkungan Pemprov DKI Jakarta. “Kalau benar bus yang terbakar tadi pagi termasuk bagian bus impor yang karatan itu, maka tak ada alasan bagi Kejagung memperlambat proses penyidikan kasus bus TransJakarta,” jelas Uchok.
Oleh karena itu, Fitra sangat mendukung proses pemeriksaan dugaan kasus korupsi di balik kasus impor bus TransJakarta. “Siapapun yang diduga terlibat dan menikmati uang dari proyek impor bus TransJakarta harus diperiksa. Hukum ditegakkan sebagaimana mestinya,” tandas Uchok.[]