TASIKMALAYA, WB – Sejak tahun 2014 tercatat ada 405 penderita HIV/AIDS di Kota Tasikmalaya. Tahun ini terungkap ada 60 kasus. Penderitanya dari kalangan gay yang sudah mencapai angka 3,000 orang.
Menurut pengelola Program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Tasikmalaya, Wawan Wardiana, dari 60 penderita dari januari-September 2016 itu, 50 persen diantaranya adalah kaum homoseksual alias gay. Sementara sisanya adalah masyarakat umum seperti ibu rumah tangga.
“Ada pergeseran trend, jika tahun 2015 paling banyak menyerang kaum heterosekual, namun di tahun 2016 bergeser ke kaum homosekual,” jelasnya Wawan.
Untuk itu, KPA langsung memfokuskan masalah penangan HIV/AIDS untuk kaum gay. ”Karena hasil penjangkauan jumlah LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) di Kota Tasikmalaya ini cukup tinggi jadi perlu penanganan serius,” terangnya.
Berdasarkan data terakhir, kata dia, menunjukkan jumlah gay di Kota Tasikmalaya mencapai 3.000 orang lebih. Angka tersebut sangatlah mengejutkan. ”Namun perlu dicatat dari 3.000 orang itu 46 persen adalah orang Kota Tasikmalaya, namun sebagian lagi orang luar yang kebetulan singgah di sini,” jelasnya.
Dalam melakukan pendataan kaum gay, KPA biasanya bekerjasama dengan PKBI (Perhimpunan Keluarga Berencana Indonesia). ”Namun kadang sulit juga mendata para gay ini, karena mobilitas mereka tinggi atau suka berpergian jauh,” katanya.
KPA juga tidak akan berhenti melakukan sosialisasi ke masyarakat umum untuk waspada terhadap HIV/AIDS. ”Karena kami menangani keseluruhan golongan, tapi tahun ini kami lebih memperhatikan penanggulangan untuk kaum LGBT,” tandasnya.[]