JAKARTA, WB – Populasi pengguna internet (netter) di tanah air, mendudukkan Indonesia berada pada peringkat ke-6 terbesar di dunia dalam hal jumlah pengguna internet.
Dan pada 2017, lembaga survey, eMarketer memperkirakan netter Indonesia bakal mencapai 112 juta orang, mengalahkan Jepang di peringkat ke-5 yang pertumbuhan jumlah pengguna internetnya lebih lamban. Namun sayangnya, besarnya pengguna netter di tanah air tidak didukung dengan infrastuktur broadband yang mumpuni.
Hal inilah yang menjadi perhatian Asosiasi Perusahaan Nasional Telekomunikasi (Apnatel), guna mewujudkan masyarakat Indonesia berbasis jaringan internet, dengan terus berupaya mencari cara guna mempercepat infrastruktur broadband (pita lebar) optik di tanah air.
Apnatel dibentuk guna menggenjot berbagai kreatifitas dari para pengusaha broadband, mengingat kompleksnya kebutuhan optik secara nasional dimasyarakat sehingga menjadi acuan untuk semua pelaku bisnis operator ditanah air.
“Apnatel menghadapi tantangan besar kedepannya, untuk itu seminar ini sebagai wadah diskusi antara pengusaha operator, pekerja, sehingga timbul berbagai kreatifitas yang dapat dihasilkan kepada masyarakat luas,” ujar Ketua Asosiasi Perusahaan Nasional Telekomunikasi (Apnatel), Triana Mulyatsa, di Gedung Bidakara, Selasa (14/3/2017).
Triana menjelaskan, Apnatel berupaya mencari berbagai terobosan baru dan titik temu dengan pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Tujuannya agar pertumbuhan pengusaha telekomunikasi nasional di Indonesia dapat terus meningkat dalam iklim usaha yang sehat dan kondusif, ditengah persaingan global.
Sejauh ini, para pelaku usaha broadband Indonesia diharapkan Triana, dapat bekerjasama dengan seluruh stakeholder guna mewujudkan ekosistem dunia broadband.
Sementara itu, mewakili pemerintah dari Kementerian Komunikasi dan Informasi, DR Ir Ismail MT menjelaskan, pemerintah menargetkan penggunaan broadband dapat merata di masyarakat tanah air. Ini menjadi tujuan Indonesia broadband kedepannya, namun hal itu diakuinya tidak mudah.
“Sudah terlalu lama kita bermain di mobil communication, padahal kita sudah harus bermain pada fix broadband, dan berbagai permasalahan ini yang masih menjadi kendala,” ujarnya.
Ismail berharap kepada para pengusaha operator agar dapat segera mencari jalan keluar dalam hal broadband. Apalagi isu broadband di Indonesia begitu jauh layanan perbedaannya antara pulau Jawa dan di Papua. Lambatnya perkembangan internet di Indonesia timur masih terkendala karena tidak adanya jaringan broadband.
“Jadi pembangunan infrastruktur ini menjadi kendala. Ini seharusnya sudah kita pikirkan secara bersama. Apalagi time marketnya juga terbilang lama. Apalagi didesa juga belum punya infrastruktur broadband,” tandas Ismail.[]