WARTABUANA – Badan Keamanan Transportasi (Transportation Security Administration/TSA) Amerika Serikat (AS) pada Selasa (1/12) mengatakan pihaknya memeriksa sekitar 9,5 juta penumpang selama 10 hari periode perjalanan liburan Thanksgiving.
Dalam sebuah pernyataan, TSA mengatakan total volume perjalanan selama periode tersebut berkisar antara 35 persen hingga 45 persen dari volume pada kurun waktu yang sama tahun 2019.
Pandemi COVID-19 telah membuat perjalanan udara terpuruk pada pertengahan Maret. Pada 14 April, volume pemeriksaan TSA anjlok ke level rendah 87.500, atau hanya 4 persen dari volume perjalanan dibandingkan tahun sebelumnya.
Sejak itu, volume perjalanan menunjukkan “penguatan bertahap,” dan pemulihannya meningkat sekitar 40 persen antara Hari Buruh dan libur Thanksgiving, catat TSA.
Sejak pertengahan Maret, pos-pos pemeriksaan di seluruh negeri telah memeriksa lebih dari 1 juta penumpang hanya dalam lima hari. Empat dari lima hari tersebut masuk dalam masa liburan Thanksgiving, yaitu 20 November (Jumat sebelum Thanksgiving), 22 November (Minggu sebelumnya), 25 November (sehari sebelumnya), dan 29 November (Minggu setelahnya).
Meski lebih rendah dari biasanya, jumlah perjalanan selama Thanksgiving itu mungkin mengejutkan para pejabat dan pakar kesehatan masyarakat. Pasalnya, mereka telah mendorong warga Amerika agar tidak bepergian selama liburan dan tidak mengadakan acara kumpul-kumpul bersama keluarga dan teman seperti yang lazim dilakukan.
“Sayangnya, perkiraan kami selama beberapa pekan mendatang pada Desember adalah kemungkinan tambahan lonjakan dari yang sebelumnya telah kita alami,” kata Anthony Fauci, pakar penyakit menular terkemuka di AS, dalam sebuah wawancara dengan NBC News pada Minggu (29/11).
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS pada Senin (30/11) melaporkan 152.022 kasus baru secara nasional, hari ke-23 berturut-turut jumlah kasus harian melampaui 100.000. Total kasus terkonfirmasi telah mencapai 13 juta, dengan angka kematian melebihi 267.000. [xinhua]