JAKARTA, WB – Terhitung dua bulan peristiwa kabut asap di wilayah Sumatera dan Kalimantan membuat 43 juta jiwa disana merasakan asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Total 43 juta jiwa masyarakat di Sumatera dan Kalimantan yang terpapar oleh asap,” ungkap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kepada Wartabuana.com, Jakarta, Selasa (13/10/2015).
Menurut Sutopo dari data Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sumatera Selatan merupakan wilayah yang paling banyak jumlah titik apinya di Indonesia. Titik api di Sumatera Selatan sebanyak 7.982. Sedangkan di Kalimantan Tengah terdapat 5.844 titik api dan Jambi 1.169 titik api. Kabut asap terus mengancam warga di daerah tersebut.
“Bahaya mengancam jutaan masyarakat, baik dalam jangka pendek dan jangka panjang. Karena itu, pemerintah serius untuk memadamkan kebakaran hutan ini. ISPA, radang, sakit mata, iritasi kulit, dan jangka panjang ini mengancam generasi berikutnya,” jelas Sutopo.
Lebih jauh Sutopo mengatakan saat ini Indonesia tidak malu lagi menerima bantuan asing untuk memadamkan kebakaran hutan di Sumatera Selatan.
“Singapura mendatangkan satu helikopter Chinook beserta bumbi bucket mampu membawa air 5.000 liter. Heli ini akan dioperasikan selama 13 hari, mulai Minggu (11/10) hingga Jumat (23/10). Selain itu, Singapura juga mengirimkan satu pesawat Hercules C-130 berisi 42 personil pemadam kebakaran dari Badan Pertahanan Sipil Singapore (SCDF) beserta crew dan peralatannya,” ungkap Sutopo.
Sementara itu, Malaysia mengirimkan satu pesawat Bombardier CL415 water bombing dengan kapasitas 6.000 liter. Pesawat ini mampu mengambil air dari mana pun, termasuk laut, danau, sungai, dan sebagainya. Pesawat ini akan beroperasi sampai dengan 16 Oktober atau hanya 5 hari. Setelah itu, pihak Malaysia akan melihat situasi apakah ditarik pulang atau diperpanjang.
Satu pesawat Hercules C-130 yang mengangkut crew dan peralatan pemadaman, serta satu helikopter kecil untuk survei lahan kebakaran juga dikirimkan Malaysia ke Indonesia.
“Operasi tim gabungan udara multi negara yang dipimpin Indonesia ini terbatas melakukan pemadaman di Sumatera Selatan. Yakni di daerah Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin. Operasi dijalankan oleh tujuh helikopter dan empat pesawat terbang. Terdiri dari enam heli BNPB, sebuah heli dari Singapura, dua pesawat Air Tractor dari Kementerian LHK, sebuah pesawat hujan buatan BNPB, dan sebuah pesawat Bombardier dari Malaysia,” pungkas dia. []