JAKARTA, WB – Pencarian empat korban longsor yang masih tertimbun di lokasi pengeboran gas geothermal di Desa Mubai dan Desa Lokasari Kecamatan Lebong Selatan Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu untuk sementara dihentikan pada Kamis (28/4) sore karena cuaca buruk yaitu hujan deras dan angin. Lokasi juga digenangi air luapan bendungan di Cluster A milik PT. Pertamina Geothermal Energi yang jebol diterjang material longsor.
“Seluruh tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, PT PGE, SKPD dan lainnya turun ke Tubei. Pencarian akan dilanjutkan besok pagi pukul 06.00 Wib dibantu enam unit alat berat jenis excavator milik PT. PGE,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Jakarta, Jumat (29/4).
“Hingga saat ini korban longsor tercatat satu orang meninggal dunia, satu orang luka berat, empat orang luka-luka dan dirawat di rumah sakit terdekat, dan empat orang hilang atau diduga masih tertimbun. Diperkirakan korban yang masih tertimbun atas nama Sarnobi, Bito, Deki dan Putra Doris,” imbuh Sutopo.
Dikatakan Sutopo dampak lain dari longsor adalah 1 hektar kebun masyarakat rusak, jalan lintas Kabupaten Rejang Lebong ke Kabupaten Lebong tertutup material longsor. BPBD masih terus melakukan pendataan.
“Masyarakat dihimbau terus untuk meningkatkan kewaspadaannya terkait ancaman banjir, longsor dan puting beliung. Sebagian besar wilayah di Indonesia dalam kondisi musim pancaroba yang sering ditandai dengan perubahan cuaca yang mendadak. Luruhnya pengaruh El Nino menyebabkan curah hujan meningkat sehingga memicu banjir, longsor dan puting beliung. Diperkirakan Mei-Juni baru masuk musim kemarau. Jika fenomena La
Nina menguat maka akan terjadi kemarau basah. Tidak akan sekering musim kemarau tahun 2015,” tukas Sutopo. []