WARTABUANA – Pihak Maskapai Pesawat Ethiopian Airlines jatuh sekitar enam menit setelah tinggal landas dari ibu kota Ethiopia, Addis Ababa. Pesawat boing tersebut terbang menuju dengan tujuan ibu kota Kenya, Nairobi pada Minggu (10/3/2019).
Dalam pernyataannya, pihak maskapai menyebut bahwa penerbangan ET-302 dengan menggunakan pesawat Boeing 737 MAX 8 yang baru dioperasikan selama beberapa bulan itu mengangkut 149 penumpang dan delapan awak.
Mereka dinyatakan meninggal dunia, termasuk 32 warga Kenya, 18 warga Kanada, sembilan warga Ethiopia, delapan warga AS, dan seorang warga negara Indonesia.
Selain seorang penumpang dari Indonesia, terdapat satu penumpang dari masing-masing negara; Belgia, Somalia, Norwegia, Serbia, Togo, Mozambik, Rwanda, Sudan, Uganda dan Yaman.
Pimpinan Ethiopian Airlines, Tewolde Gebremariam, mengatakan mereka yang berada di dalam pesawat malang itu berasal dari 33 negara.
Sejauh ini, pihak berwenang menyatakan belum tahu penyebab jatuhnya pesawat.
Seorang saksi mata di tempat kejadian di Addis Ababa mengatakan kepada BBC bahwa terjadi kebakaran besar ketika pesawat menghantam darat.
“Ledakan dan kebakaran begitu dahsyat sehingga kami tidak bisa mendekat,” katanya.
Semuanya terbakar habis. Ada empat helikopter di lokasi kejadian sekarang,” tambah saksi mata itu.
Berita tragis tersebut pertama kali diungkapkan oleh Perdana Menteri Ethiopia, Abiy Ahmed, yang menyampaikan ‘belasungkawa mendalam’ melalui akun Twitter.
Produsen pesawat Boeing menyatakan kesedihan mendalam atas jatuhnya pesawat Ethiopia Airlines yang menyebabkan seluruh penumpang dan awaknya meninggal dunia.
Pesawat 737 MAX 8 merupakan model baru yang baru dikirim beberapa bulan lalu. Menyusul jatuhnya pesawat Lion Air 737 MAX 8, Boeing menerbitkan buletin khusus tentang masalah sensor yang diperingatkan oleh Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). []