WARTABUANA – Banyak pervaya penyebab paru-paru basah atau pneumonia karena sering naik motor larut malam, mandi malam, tidur dengan kipas angin atau tidur di lantai. Faktanya asumsi itu keliru. Pneumonia disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur.
Penyebab paru-paru basah dapat terjadi karena beberapa faktor. Paru-paru basah adalah kondisi yang terjadi akibat peradangan pada salah satu atau kedua paru-paru. Paru-paru basah ini biasanya terjadi akibat infeksi pada paru-paru. Istilah paru-paru basah dalam bahasa medis disebut sebagai pneumonia.
Paru-paru basah sebenarnya adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan adanya peradangan pada paru yang menyebabkan terbentuknya timbunan cairan di jaringan paru.
Kondisi ini bisa menggambarkan beberapa penyakit, seperti pneumonia akibat infeksi bakteri atau virus (termasuk infeksi virus Corona atau COVID-19), karena kantung udara di paru-paru dipenuhi oleh cairan atau nanah.
Penyakit ini bisa berakibat serius jika diderita oleh bayi, anak kecil, lansia, dan orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah.
Berikut ini ada beberapa penyebab paru-paru basah yang perlu Anda ketahui, diantaranya:
Bakteri : Penyebab paru-paru basah karena bakteri merupakan yang paling umum disebut pneumonia pneumokokus. Pneumonia pneumokokus disebabkan oleh kuman Streptococcus pneumoniae yang biasanya hidup di saluran pernafasan bagian atas.
Bakteri ini dilaporkan menginfeksi lebih dari 900.000 orang Amerika setiap tahun. Pneumonia bakteri dapat terjadi dengan sendirinya atau berkembang setelah Anda terserang pilek (salesma) atau flu.
Pneumonia bakteri sering menyerang hanya satu bagian (lobus) paru-paru. Ketika ini terjadi, kondisi tersebut disebut pneumonia lobar.
Mereka yang berisiko terbesar terkena pneumonia bakterial termasuk orang yang baru pulih dari operasi, orang dengan penyakit pernapasan atau infeksi virus, dan orang yang sistem kekebalannya lemah. Beberapa jenis bakteri menyebabkan apa yang disebut pneumonia “atipikal”.
Bakteri ini disebut sebagai “atipikal” karena pneumonia yang disebabkan oleh organisme ini mungkin memiliki gejala yang sedikit berbeda, yaitu tampak berbeda pada hasil rontgen dada, atau merespons antibiotik yang berbeda dengan bakteri biasa yang menjadi penyebab pneumonia. Meskipun disebut “atipikal”, infeksi ini tidak jarang terjadi.
Virus : Virus yang menginfeksi saluran pernapasan bagian atas juga dapat menyebabkan pneumonia. Virus influenza adalah penyebab paru-paru basa paling umum dari virus pneumonia pada orang dewasa.
Respiratory syncytial virus (RSV) adalah penyebab paru-paru basah paling umum dari pneumonia virus pada anak kecil. Kebanyakan pneumonia virus tidak serius dan berlangsung lebih singkat daripada pneumonia bakteri. Pneumonia virus biasanya dapat membaik dalam satu hingga tiga minggu tanpa pengobatan.
Namun, pneumonia virus yang disebabkan oleh virus influenza (flu) bisa parah dan terkadang berakibat fatal. Virus ini menyerang paru-paru dan berkembang biak, tapi hampir tidak ada tanda fisik jaringan paru-paru yang terisi cairan. Pneumonia virus paling serius pada orang yang sudah memiliki penyakit jantung atau paru-paru dan wanita hamil.
Jamur: Jamur dari tanah atau kotoran burung bisa menjadi penyebab paru-paru basah. Jamur ini paling sering menjadi penyebab paru-paru basah pada orang dengan masalah kesehatan kronis atau sistem kekebalan yang lemah.
Pneumocystis pneumonia adalah infeksi jamur serius yang disebabkan oleh Pneumocystis jirovecii. Pneumocystis pneumonia terjadi pada orang yang memiliki sistem kekebalan yang lemah karena HIV/AIDS atau penggunaan obat-obatan jangka panjang yang menekan sistem kekebalan mereka, seperti yang digunakan untuk mengobati kanker atau mengelola transplantasi organ.
Siapa pun bisa terkena pneumonia, tetapi banyak faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan Anda sakit dan menderita penyakit yang lebih parah.
Berikut ini adalah kelompok orang yang memiliki risiko lebih tinggi terjangkit paru-paru basah atau pneumonia, diantaranya:
– Bayi sejak lahir sampai usia 2 tahun.
– Orang berusia 65 tahun ke atas.
– Orang dengan sistem kekebalan yang lemah karena penyakit atau penggunaan obat-obatan, eperti steroid atau obat kanker tertentu.
– Orang dengan kondisi medis kronis tertentu, seperti asma, fibrosis kistik, diabetes, atau gagal jantung.
– Orang yang baru saja mengalami infeksi saluran pernapasan, seperti pilek atau flu.
– Orang yang baru saja atau sedang dirawat di rumah sakit, terutama jika mereka sedang atau menggunakan ventilator.
– Orang yang pernah mengalami stroke, kesulitan menelan, atau memiliki kondisi yang menyebabkan imobilitas.
– Orang yang merokok, menggunakan jenis obat tertentu, atau minum alkohol dalam jumlah berlebihan.
– Orang yang pernah terpapar iritasi paru-paru, seperti polusi, asap, dan bahan kimia tertentu.[]